Kerusuhan Ambon
Peserta Dialog Layangkan Kritik Pedas Buat Kapolda Maluku
Sebuah kritikan pedas datang dari Ketua BKPRMI yang menegur Kapolda Maluku
Penulis:
Rachmat Hidayat
Editor:
Hasiolan Eko P Gultom

TRIBUNNEWS.COM, AMBON - Pemerintah Daerah Maluku bereaksi cepat soal kerusuhan Ambon yang terjadi, Minggu (11/9/2011) kemarin. Siang tadi, Senin (12/09/2011) sekitar pukul 11.15 WIT, dilaksanakan pertemuan yang dihadiri oleh Gubernur dan wakil Gubernur Maluku, Pangdam, Kapolda, Danlantamal, Danlanud, Walikota Ambon, Dandim, Kapolres, Pimpinan SKPD, Ketua MUI, Ketua BKPRMI, Ketua Sinode GPM serta perwakilan tokoh masyarakat lainnya di ruang Kantor Gubernur Maluku.
Dalam pertemuan itu, Gubernur Maluku Karel Albert Rahalalu mengungkapkan kronologis kejadian yang juga dibacakan oleh Kapolda Maluku. Hal ini disampaikan oleh anggota Komisi III DPR, Eva Kusuma Sundari kepada Tribunnews.com, Senin (12/09/2011).
Dikatakan, secara bergantian, para undangan menyampaikan pandangan-pandangannya. Sebuah kritikan pedas datang dari Ketua BKPRMI (Badan Kontak Pemuda Remaja Mesjid Indonesia) yang menegur Kapolda Maluku karena tidak membacakan jumlah korban di RSU Al-Fatah.
Dalam dialog itu terungkap, korban di RSU Al-Fatah berjumlah lima orang meninggal dunia. Tindakan klarifikasi yang terlalu cepat mengatakan kejadian Gunung Nona murni kecelakaan lalu lintas tunggal tanpa penyelidikan pasti yang menimbulkan ketidakpercayaan dari masyarakat.
Gubernur Maluku, kata Eva, kemudian menginventarisasi jumlah korban, pengungsi dan biaya perawatan ditanggung pemerintah. Lalu, terkait perbaikan infrastruktur yang rusak sekaligus membuka pelabuhan-pelabuhan sebagai sarana transportasi.
"Kepada Kapolda, lanjutkan penyelidkan terhadap sumber masalah secara transparan dan dijelaskan kepada masyarakat. Kemudian, melakukan kordinasi masalah keamanan dan mendatangkan aparat keamanan dari luar sebagai bantuan, mengingat kekurangan jumlah yang ada dan kegiatan lain. Kepada insan pers, agar lebih arif dalam pemberitaan Maluku agar tidak kondusif di mata dunia luar," ujar Gubernur lagi.
Pertemuan berakhir sekitar pukul 12.40 WIT yang kemudian dilanjutkan dengan meninjau korban yang dirawat di RS Alfatah, RSU Kudamati dan RS Bakti Rahayu.