Jembatan Tenggarong Ambrol
Ini Penjelasan Dirut Bukaka soal Ambruknya Jembatan Kukar
Direktur Utama PT Bukaka Teknik Utama, Irsal Kamaruddin, menegaskan bahwa belum ada penutupan lalu lintas kendaraan di Jembatan
Penulis:
Srihandriatmo Malau
Editor:
Anwar Sadat Guna

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Andri Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Bukaka Teknik Utama, Irsal Kamaruddin, menegaskan bahwa belum ada penutupan lalu lintas kendaraan di Jembatan Mahakam II,Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar), karena saat itu para pekerja belum memulai pekerjaan perbaikan.
Hal itu ditegaskan Irsal menyusul ambruknya Jembatan Mahakam II di Tenggarong, Kukar, Sabtu (26/11/2011) lalu.
Irsal juga bertindak sebagai kontraktor renovasi Jembatan Mahakam II di Tenggarong.
"Lalu lintas tidak ditutup karena aktivitas (perbaikan) belum dilaksanakan. Kami masih tahap persiapan," demikian ditegaskan Irsal kepada Tribunnews.com, Selasa (29/11/2011).
Dijelaskannya, PT Bukaka mendapatkan kepercayaan untuk melakukan renovasi atau perbaikan jembatan yang telah merenggut belasan korban tewas, termasuk pekerja Bukaka sendiri. Data itu belum termasuk korban hilang, dan belum ditemukan.
Tugas perbaikan yang akan dilakukan Bukaka adalah mengencangkan baut-baut klem atas dan bawah jembatan Tenggarong.
Dan pada saat atau sebelum ambruknya jembatan, pihaknya masih belum melakukan proses kerja. "Kami masih tahap persiapan," tegasnya.
"Jumat, Sabtu yang lalu persiapan alat-alat kerja di jembatan. Kita harus siapkan alat khusus. Karena alat0alat akan digunakan untuk kerja di bawah atau kolong jembatan dan di atas (posisi klem kabel gantungan atas)."
Rencananya, kata Irsal, pelaksanaan kerja perbaikan jembatan baru akan dilaksanakan, Senin (28/11/2011) kemarin. "Rencana pelaksanaan kerja perbaikan Senin kemarin."
Lebih lanjut, ia mengutarakan bahwa besaran kontrak yang diterima Bukaka hanya Rp 2,7 miliar untuk target kerja dua bulan.
"Cukup kecil dibandingkan dengan nilai jembatan yang Rp 200 miliar pada saat dibangun tahun 1998-1999."
Irsal menegaskan peristiwa ambruknya jembatan tidak ada kaitannya dengan Bukaka. Karena masih belum memulai pekerjaan perbaikan.
"Jembatan ambruk bukan karena Bukaka. Kondisi jembatan sudah tidak prima. Beban setiap kabel gantungan sudah tidak sama rata. Kemungkinan ada yang menanggung beban lebih besar daripada kemampuan klem gantung."
"Kebetulan Sabtu sore tersebut klem jembatan putus sehingga ambruk dan menimbulkan korban, termasuk teknisi Bukaka yang sedang melakukan persiapan," Irsal menegaskan.
Kejadian ini, jelasnya, menjadi pelajaran berharga untuk semua pihak. Karena tipe jembatan gantung yang besar seperti Jembatan Tenggarong ini tidak banyak di Indonesia. Sedang jembatan tipe ini butuh perawatan secara berkelanjutan.
"Berbeda dengan jembatan yang umum terpasang di atas pondasi."