Pertemuan JK dan Akbar Tanjung Tak Bahas Politik
Mantan Wakil Presiden sekaligus senior Partai Golkar, Jusuf Kalla, menyatakan kehadiran Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Akbar Tanjung
Penulis:
Abdul Qodir

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Wakil Presiden sekaligus senior Partai Golkar, Jusuf Kalla, menyatakan kehadiran Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Akbar Tanjung di acara ulang tahunnya ke-70, tidak membicarakan masalah politik. Kehadiran Akbar di acara itu hanya silaturahmi dan menyampaikan ucapan selamat.
"Enggak, biasa, silaturahmi saja, (mengobrol) umum saja. Masa' acara begini bicara politik segala," kata JK kepada wartawan di sela-sela acara ulang tahunnya di kediamannya, Jakarta, Selasa (15/5/2012).
Acara syukuran itu dihadiri keluarga besar, termasuk anak dan cucu JK. Tak ketinggalan, rekan separtai, yakni Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar (PG) Akbar Tanjung, politisi Partai Demokrat Jafar Hafsah, dan Ketua APINDO Sofyan Wanandi. Mereka merupakan sahabat JK yang memang sama-sama berasal dari Makassar.
Tak tampak kehadiran Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie atau Ical di hari bahagia tersebut. Hanya ada puluhan karangan bunga ucapan selamat ulang tahun dari sejumlah pihak berjejer di depan rumah Kalla. Namun, Ical menyampaikan ucapan selamat kepada Ical melalui telepon seluler.
Mengenai topik pembicaraan dengan JK di sela-sela acara hari ulang tahunnya itu juga dijelaskan oleh Akbar.
Menurut Akbar, pertemuannya dengan Kalla tidak membicarakan masalah politik, melainkan tentang perkembangan ekonomi nasional.
"Tidak sama sekali (bicara politik). Tadi, Pak JK bilang kapan-kapan kita bertemu lagi. Saya hanya bilang Insya Allah. Tadi, cenderung bicara soal bisnis atau dunia usaha, dan masalah ekonomi. Dimana disebut-sebut rasio kita sudah naik mencapai 4,1 persen, di mana biasanya hanya 3 persen. Itu artinya bahwa ekonomi kita naik pertumbuhan pembangunan nampak, namun dari segi kualitas tidak nampak. Pengertiannya adalah pembangunan yang telah kita lakukan itu tidak bisa menciptakan lapangan-lapangan kerja baru. Kemudian pembangunan yang kita lakukan tidak membuat tingkat pendapatan per kapita kita tidak ada peningkatan yang signifikan," pungkas Akbar.