Oknum DPR Minta Jatah
Ada Apa, Kok Dahlan Cuma Sebut Dua Oknum DPR?
Ada yang aneh dan janggal. Apa sesungguhnya yang terjadi terhadap Dahlan. Mengapa tiba-tiba ia urung mengungkap 10 nama
Penulis:
Srihandriatmo Malau
Editor:
Anwar Sadat Guna

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada yang aneh dan janggal. Apa sesungguhnya yang terjadi terhadap Dahlan. Mengapa tiba-tiba ia urung mengungkap 10 nama oknum anggota DPR pemeras BUMN, dan hanya menyerahkan 2 nama."
Demikian pernyataan anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo kepada Tribun, Jakarta, Senin (5/11/2012) menanggapi langkah Menteri BUMN Dahlan Iskan yang hanya menyebut dua oknum DPR yang memalak BUMN, di hadapan BK DPR, hari ini.
Aneh dan janggalnya lagi, menurut Bambang, dua oknum yang dilaporkan Dahlan, bukan dari partai penguasa.
"Secara logika saja, pihak yang dapat mengancam dan berpengaruh mengganti posisi kursi direksi BUMN bukanlah dari partai oposisi dan partai kalah pemilu. Tapi partai berkuasa."
"Pertanyaannya, apakah sebelum Dahlan datang ke DPR ada tekanan? Atau ada intervensi sehingga dia urung membuka semuanya. Atau karena memang Dahlan tidak mempunyai cukup bukti. Atau hanya berdasarkan keterangan 'katanya'. Sehingga Dahlan berhitung akan dampak hukum bagi dirinya," tanya Bambang.
Namun, Bambang tegaskan, terlepas dari semua itu, dia mendukung dan mendesak Dahlan berani membuka apa adanya. Terpenting lagi, sesuai janjinya, usai melapor ke BK DPR tadi, Dahlan harus melaporkan oknum pemeras BUMN tersebut ke KPK.
Sebelumnya, Menteri BUMN Dahlan Iskan menyebut dua nama anggota DPR yang memeras alias minta upeti ke BUMN.
Dahlan menyebut dua nama itu usai diperiksa Badan Kehormatan DPR di gedung DPR Jakarta, Senin (5/11/2012).
Dikonfirmasi soal itu, anggota BK DPR Usman Djafar mengakui ada dua anggota Dewan yang disebut Dahlan. Djafar menyebut kedua politisi itu adalah IL (Fraksi Golkar) dan S (Fraksi PDI-Perjuangan).
"Kita akan mengkonfrontir kebenaranya," kata Usman usai rapat di BK DPR, sore.
Menurut dia, S terkait dengan PMN di PT Merpati sementara IL terkait permintaan PMN di PT Garam dan PT PAL.
"Ya, itu kayak makelar lah," kata dia.
Menurut Djafar, BK akan klarifikasi dengan meminta tanggapan dari kedua anggota DPR dan tiga BUMN itu.
"Kalau semua masih tidak mau ngaku, kita konfrontir," ujarnya.