Survei: Masyarakat tak Puas Kinerja SBY-Boediono
Pertumbuhan ekonomi yang diklaim pemerintahan SBY-Boediono tidak cukup menciptakan kepuasan tinggi di masyarakat.
Laporan Arif Wicaksono
Tribunnews.com, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi yang tinggi sebagaimana yang diklaim pemerintahan SBY-Boediono tidak cukup menciptakan kepuasan tinggi di masyarakat.
Sebagian besar masyarakat seperti terlihat dalam survei yang dilakukan Pol-Tracking Institute merasa tidak puas atas kinerja pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II ini.
Arya Budi, Peneliti Pol-Tracking Institute, mengungkapkan bahwa survei pada 13-23 september 2013 di 33 provinsi dengan melibatkan 2010 responden dengan margin eror 2,19 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen ini mengungkapkan sebagian besar masyarakat tidak puas atas kinerja pemerintahan SBY-Boediono.
"Sekitar 51,5 persen merasa tidak puas dengan rincian 41,5 persen kurang puas dan 10 persen sangat tidak puas sedangkan yang merasa puas hanya mencapai 40,5 persen," katanya di Jakarta, Minggu (20/10).
Ketidakpuasan ini bersumberkan dari kinerja partai politik yang terus memburuk. Karena tidak hanya dilevel eksekutif, ketidakpuasan masyarakat atas kinerja level legislatif juga masih sangat tinggi.
"Ketidakpuasan juga muncul karena para presiden dan menterinya menjalankan tugas parpol, dan 55 persen anggota kabinet berasal dari parpol, akibatnya masyarakat merasakan ketidakhadiran aparatur negara yang berjuang demi rakyat," katanya.
Tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja DPR juga sangat rendah sekitar 61,85 persen merasa tidak puas atas kinerja DPR dan hanya 12,64 persen merasa puas terhadap kinerja DPR.
Ketidakpuasan masyarakat juga datang dari bidang ekonomi sebesar 70,9 persen. Disusul bidang hukum 57,7 persen, keamanan 45,8 persen, kesehatan 43,4 persen dan pendidikan sebanyak 37,3 persen.