Ratu Atut Tersangka
Bawa Oleh-oleh Doa, Teman Dekat Gagal Temui Ratu Atut di Tahanan
Heni Nuraini, sahabat dekat Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah, mendatangi Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur
Penulis:
Abdul Qodir
Editor:
Hendra Gunawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Heni Nuraini, sahabat dekat Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah, mendatangi Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur, pada Rabu (25/12/2013) petang.
Kedatangan Heni adalah untuk menjenguk teman dekatnya yang menghubi rutan itu, Ratu Atut.
Heni datang sekitar pukul 15.00 WIB. Ia datang dengan mengenakan gaya pakaian lebih kurang sama seperti penampilan Atut, yakni jilbab warna biru, baju dalam hijau dibalut jas ungu, rok panjang ungu bermotif bunga, dan menenteng sebuah tas berwarna ungu.
Heni mengaku ingin bertemu dan menyampaikan dukungan moral kepada Atut yang tengah tertimpa masalah. "Enggak bawa oleh-oleh, kan enggak bisa kasih juga. Saya cuma bawa doa," ujar Heni.
Namun, niat baik Heni tak kesampaian. Karena petugas jaga rutan menyampaikan hari ini tidak ada jam kunjungan narapidana ataupun tahanan karena hari libur Natal.
"Hari ini libur, Bu. Kalau besok bisa, jam setengah delapan sudah boleh," ujar petugas jaga rutan kepada Heni.
Dan Heni meninggalkan rutan tanpa bisa menemui sahabatnya itu. "Besok pagi saya ke sini lagi," ujar Heni kepada wartawan yang menyapanya.
Kepada wartawan, Heni mengaku berteman dekat Atut dan mengenal keluarganya sejak berangkat ibadah haji bersama pada 2002.
"Saya belum sempat komunikasi dengan Bu Atut selama di rutan. Kesempatan baru bisa datang hari ini," kata perempuan berusia sekitar 50-an tahun.
Heni menambahkan, dirinya ingin menemui Atut di Rutan Pondok Bambu tanpa sebelumnya mengajukan izin dari pihak KPK.
Ia pun enggan berkomentar saat ditanya tentang kasus korupsi yang tengah menimpa sahabatnya, Ratu Atut itu. "Saya enggak mau comment kalau soal itu," kata Heni saat menaiki mobilnya, Nissan Juke, B 7 BOY.
Atut ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur, sejak Jumat (20/12/2013). Ia bersama adiknya, Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan, diduga menyuap Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar untuk pemulusan proses penanganan sengketa Pilkada Lebak di MK.
Pada hari Natal, 25 Desember 2013 ini, pihak rutan tidak memberikan jam kunjungan bagi narapidana dan tahanannya.