Bom di Brussels
DPD RI Ingatkan Intelijen dan Aparat Keamanan Lebih Waspada Antisipasi Serangan Teroris
"Semoga dengan pengalaman bom Sarinah dan Brussels semakin memastikan kewaspadaan yang tinggi aparatur intelijen dan penegak keamanan kita,"
Penulis:
Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - DPD RI meminta Pemerintah segera memonitor perkembangan terkini dan menginventarisir secara serius jumlah korban jiwa dari Warga Negara Indonesia (WNI) akibat Bom Brussels, Selasa (22/3/2016).
Wakil Ketua DPD RI Farouk Muhammad dalam rilis yang diterima tribunnews.com mengatakan Kedutaan Besar Indonesia di Brussels harus sigap dan menjalin komunikasi yang efektif dengan pihak pemerintah setempat.
"Volume bom yang cukup besar dan tersebar, membuka peluang jatuhnya korban lebih banyak baik yang meninggal maupun terluka," kata Farouk, Jumat (25/3/2016).
Farouk yang merupakan Peraih Doktor bidang Criminal Justice dari Universitas of Florida ini menambahkan, Bom Brussels terjadi dalam suasana aktivitas publik yang aktif dan waktu sibuk.
Tentu situasi ini menjadi salah satu faktor yang telah di perhitungkan oleh pelaku teror Bom, agar dampaknya mampu menghadirkan korban yang massif.
Farouk melihat, sasaran utama pelaku teror bukanlah menghancurkan fasilitas publik semata dan ancaman bagi negara, namun juga mengirimkan rasa takut dan cemas di tengah-tengah masyarakat.
Senator dua periode dari Nusa Tenggara Barat (NTB) ini menjelaskan, jika diperhatikan pola teror bom ini tidak hanya terkonsentrasi pada satu titik, namun pada titik-titik yang berbeda secara jarak maupun tempatnya.
Sebaiknya Pemerintah perlu memastikan bahwa di kedua tempat peledakan bom, tidak ada lagi WNI yang menjadi korban.
"Kejadian Bom ini tentu saja bagi kita di Indonesia, seakan memantik pengalaman kelam bom sarinah. Bahwa teror bom dapat terjadi dimana dan kapan saja, secara beruntun" ujarnya.
Dikatakan dia, dengan aksi bom ini sesungguhnya menjadi peringatan kepada aparat keamanan Indonesia.
"Semoga dengan pengalaman bom Sarinah dan Brussels semakin memastikan kewaspadaan yang tinggi aparatur intelijen dan penegak keamanan kita," katanya.
Dari kabar terbaru, Warga Indonesia diketahui menjadi korban luka akibat ledakan bom di Bandara Zaventem, Belgia pada Selasa, 22 Maret 2016.
Korban diketahui seorang wanita bersama kedua anaknya.
Menurut informasi dari Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal, wanita tersebut berada di Bandara Zaventem saat sedang menanti waktu boarding ke dalam pesawat.
Korban dan kedua anaknya berencana kembali ke Indonesia untuk berlibur.