Rabu, 8 Oktober 2025

Korupsi KTP Elektronik

Keponakan Novanto Berbelit-belit, Ditegur Hakim Agar Tidak Grogi

Ketua majelis hakim Yanto berulang kali menasehati keponakan Setya Novanto, Irvanto Hendra Pambudi, agar tak perlu grogi saat memberikan keterangan.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Keponakan Setya Novanto, Irvanto Hendra Pambudi Cahyo memberikan keterangan saat sidang lanjutan kasus korupsi pengadaan KTP elektronik dengan terdakwa Setya Novanto di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (5/3/2018). Sidang tersebut beragendakan mendengarkan keterangan saksi yang dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum salah satunya yakni Keponakan Setya Novanto, Irvanto Hendra Pambudi Cahyo. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Para saksi mengaku menyerahkan uang 3,5 juta dollar Amerika Serikat kepada keponakan Setya Novanto, Irvanto Hendra Pambudi.

Ketiga saksi tersebut yakni Marketing Manager PT Inti Valuta, Riswan alias Iwan Barala.

Terdakwa kasus korupsi pengadaan KTP elektronik Setya Novanto mendengarkan keterangan saksi saat menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (5/3/2018). Sidang tersebut beragendakan mendengarkan keterangan saksi yang dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum salah satunya yakni Keponakan Setya Novanto, Irvanto Hendra Pambudi Cahyo. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Terdakwa kasus korupsi pengadaan KTP elektronik Setya Novanto mendengarkan keterangan saksi saat menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (5/3/2018). Sidang tersebut beragendakan mendengarkan keterangan saksi yang dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum salah satunya yakni Keponakan Setya Novanto, Irvanto Hendra Pambudi Cahyo. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Kemudian, Komisaris PT Berkah Langgeng Abadi, Juli Hira; dan pegawainya, Nunuy Kurniasih.

"Jadi saya kasih ke Irvanto total 3,5 juta dollar AS. Seingat saya tiga kali pemberian," ujar Iwan kepada jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Menurut Iwan, awalnya Irvanto mendatanginya dan mengatakan bahwa ia memiliki uang di luar negeri.

Adapun, uang yang dimaksud berasal dari Biomorf Mauritius, salah satu perusahaan yang merupakan vendor produk biometrik untuk proyek e-KTP.

Namun, menurut Iwan, Irvanto meminta penarikan uang itu tidak melalui sistem transfer langsung.

Irvan meminta agar penarikan uang melalui barter antar-sesama money changer.
Setelah itu, Iwan menghubungi Juli Hira yang memiliki koneksi money changer di luar negeri.

Iwan kemudian memberikan nomor rekening yang diberikan Irvan kepada Juli Hira.
Dalam prosesnya, uang dari Biomorf Mauritius ditransfer kepada beberapa perusahaan yang menjadi klien sejumlah money changer di Singapura.

Baca: Buwas Yakin Heru Winarko Mampu Berantas Narkoba Meski Terkesan Agak Santai

Begitu uang ditransfer, Juli Hira melalui pegawainya, Nunuy, menyerahkan uang dalam bentuk dollar AS secara transfer kepada Iwan.

"Penyerahan ke Pak Iwan ada empat tahap," kata Nunuy.

Pertama, sebesar 1 juta dollar AS pada 20 Januari 2012.

Kemudian, tahap kedua 1 juta dollar AS pada 26 Januari 2012.

Kemudian, tahap ketiga sebesar 1 juta dollar AS pada 31 Januari 2012, dan tahap keempat sebesar 550 ribu dollar AS pada 6 Februari 2012.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved