Sabtu, 6 September 2025

Cak Imin: Sebagai Politisi Saya Banyak Dimarahi Buya Syafii Ma'arif

Cak Imin mengunjungi mantan Ketua Umum Muhammadiyah tersebut untuk bersilaturahmi serta meminta saran dan nasihat terkait jabatan Wakil Ketua MPR.

Editor: Dewi Agustina
TRIBUNJOGJA.COM / Panji Purnandaru
Muhaimin Iskandar (baju putih) saat berkunjung ke kediaman Buya Syafii Maarif (depan) di Nogotirto, Gamping, Sleman, Minggu (1/4/2018). 

TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar berkunjung ke kediaman Buya Syafii Maarif di Nogotirto, Gamping, Sleman, Minggu (1/4/2018).

Cak Imin--sapaan akrabnya--mengunjungi mantan Ketua Umum Muhammadiyah tersebut untuk bersilaturahmi serta meminta saran dan nasihat terkait jabatan Wakil Ketua MPR yang ia emban.

Cak Imin bersama rombongan tiba di rumah Buya Syafii sekitar pukul 11.30 WIB. Cak Imin dan Buya melakukan pertemuan tertutup selama sekitar satu jam.

"Sebagai wakil ketua MPR mohon saran, masukan dan nasihat agar MPR ke depan menjalankan fungsi dengan baik," tuturnya.

Dalam pertemuan tertutup tersebut, sekaligus Cak Imin juga meminta doa restu dirinya mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden (Cawapres).

Baca: Gatot Nurmantyo Langsung Terbang ke London Setelah Resmi Pensiun

"Ya saya memohon doanya kepada Buya, kami menyiapkan diri siapa tahu bangsa ini memang membutuhkan," jelas Cak Imin yang hadir bersama rombongan pada pukul 11.30 tersebut.

Cak Imin pun berujar terkait persiapan Pemilu 2019 segala sesuatunya masih akan terjadi. Ia menyebutkan semua koalisi masih mungkin dan cair.

"Tinggal kita tunggu satu bulan ini kristalisasinya," ujarnya.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin). (Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda)

"Sampai hari ini PKB sebagai bagian koalisi dari pemerintah masih Istiqomah masih konsisten dengan Pak Jokowi moga-moga bisa terus," timpalnya.

Usai pertemuan Cak Imin mengaku dimarahi Buya Syafii.

"Sebagai politisi, saya banyak 'dimarahi', politisi harus melakukan evaluasi atas peran-peran yang selama ini dilakukan," kata Cak Imin sambil tersenyum.

Baca: Menghuni Rumah Kuno Mantan Pengusaha Gula Terkaya, Yanti Sempat Diganggu Makhluk Tak Kasat Mata

Cak Imin menyebut ada tiga poin nasihat dari Buya kepada dirinya. Yakni umat Islam harus terus melakukan konsolidasi agar jangan sampai menjadi korban kenyataan yang ada di Timur Tengah.

Islam Indonesia harus jadi kekuatan baru yang mewarnai kehidupan Islam dunia.

Lalu agenda nasional konsolidasi demokrasi, harus dimulai dari tokoh-tokoh.

Dan politisi harus ambil peran yang lebih serius menyangkut demokrasi yang liberal dan politik uang.

"Kita diminta menangani dengan baik," kata Cak Imin.

Kemudian yang ketiga, lanjutnya, Buya Syafii meminta politisi harus naik kelas dari politisi menjadi seorang negarawan.

Baca: Sebelum Meninggal Korban Insiden Teluk Balikpapan Sempat Dilarang Adiknya Memancing

"Nah dari sini saya bertekad bismillah jadi negarawan," kata Cak Imin.

Sementara Buya Syafii Maarif menjelaskan kehadiran Cak Imin hanya sebatas untuk bersilaturahmi antara anak muda dengan orang tua.

Buya pun tak berkomentar mengenai sosok pribadi dari Cak Imin.

Meski begitu, Buya Syafii menjelaskan diharapkan pada Pemilu 2019 tidak terjadi calon tunggal dan hanya melawan kotak kosong.

Jika hal tersebut terjadi bisa dikatakan demokrasi tidak sehat dan dikhawatirkan bisa memunculkan peluang otoriter.

"Saya tidak setuju calon tunggal, harus ada pengimbangnya. Kayak bupati atau wali kota melawan kotak kosong, itu nggak enak," kata Buya.

"Walaupun yang akan maju tidak akan menang, tapi demi demokrasi harus ada yang mengimbangi," ujarnya. (Tribun Network/app/wly)

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan