Jumat, 22 Agustus 2025

WNI yang Disandera di Benghazi Bertahan Hidup dengan Menangkap Ikan Teri

Semua barang pribadi miliknya, dirampas dan berpindah kepemilikan dalam sekejap mata.

Vincentius Jyestha/Tribunnews.com
Menlu Retno Marsudi berfoto dengan keenam korban sandera dari kelompok bersenjata Benghazi, Libya 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah menyerahkan keenam anak buah kapal (ABK) WNI yang menjadi korban penyanderaan di Benghazi, Libya, kepada pihak keluarga, Senin (2/4/2018).

Ronny William, salah satu korban mengatakan perjuangannya bersama kelima ABK lainnya ketika ditangkap kelompok milisi Benghazi sangatlah berat.

Semua barang pribadi miliknya, dirampas dan berpindah kepemilikan dalam sekejap mata.

Alat komunikasi, uang gaji yang selama ini ia kumpulkan, serta pakaian hingga celana dalam, diambil oleh para milisi tersebut.

Baca: Cerita Korban Sandera Kelompok Bersenjata Benghazi, Dirampas Harta Bendanya hingga Celana Dalam

Pria berusia 44 tahun ini bercerita dengan sorot wajah sendu, dengan mata sedikit berair.

Bahkan sesekali, suara paraunya terdengar seperti ia sedang menahan tangis.

Terlebih ketika dirinya menceritakan bagaimana mereka bertahan hidup selama 6 bulan penyanderaan di Benghazi, Libya.

Ia mengatakan menangkap ikan teri adalah cara mereka bertahan hidup.

"Selama 6 bulan penyanderaan kami bertahan hidup dengan menangkap ikan teri di sekitar kapal," ujar Ronny, dengan raut wajah berusaha menegaskan susahnya menangkap ikan berukuran kecil tersebut, Senin (2/4/2018).

Bila Anda berpikir semua ikan itu untuk disantap atau dikonsumsi mereka, Anda salah.

Pria berkumis asal Jakarta ini justru menjual sebagian hasil pancingan bersama kawan-kawannya itu.

Ia menjualnya melalui salah seorang milisi dari kelompok yang menyandera mereka.

Menurutnya, seorang diantaranya yang bertugas menjaga para sandera, terbilang cukup baik.

“Sebagian hasilnya kami jual melalui salah seorang milisi penjaga yang kebetulan baik kepada kami," ungkapnya seraya bersyukur.

"Uang hasil penjualan dibelikan beras dan bahan makanan (lainnya)," cerita dia.

Ronny juga seolah tak percaya, bagaimana seorang sandera mampu menghasilkan uang.

Bahkan membelanjakan uang itu untuk bahan makanan lainnya.

Ia sangat bersyukur masih ada orang baik yang membantu mereka ketika mereka tertimpa musibah semacam itu.

Baginya, pengalaman ini adalah peristiwa kelam.

Namun, ia sendiri enggan untuk mengingatnya kembali.

Ronny lebih memilih fokus berkumpul dan bercengkrama dengan keluarga yang telah menunggunya.

"Yang penting sudah bisa kumpul lagi (dengan keluarga).Sekali lagi kami ucapkan terima kasih kepada Bu Menlu, Pak Iqbal (Direktur Perlindungan WNI dan BHI), Pak Jokowi, KBRI Tripoli, dan semua pihak yang membantu," pungkasnya. 

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan