Pilpres 2019
Makin Seru, Isu Tarik Menarik Antara Prabowo dengan Anies Baswedan
Ia memulai kembali karier politiknya dengan mencalonkan diri sebagai calon presiden dari Partai Golkar pada Konvesi Capres Golkar 2004.
Penulis:
Achmad Subechi
Editor:
Hendra Gunawan
Rabu (11/4/2018) malam, Prabowo menyatakan kesiapannya nyapres di akhir Rakornas Gerindra yang digelar di kediamannya, Bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat.
"Saya menerima keputusan ini sebagai suatu penugasan, suatu amanat, suatu perintah, dan saya menyatakan siap melaksanakannya," kata Prabowo.
Dalam pernyataan yang disampaikan di tengah-tengah kader Gerindra, dia menyebut perjuangan di pilpres tak akan mudah.
"Bersama-sama kita memikul pengorbanan, bersama-sama kita menghadapi bahaya, bersama-sama kira meraih kemenangan," tegas Prabowo.
Meski sudah menyatakan siap maju sebagai capres, jenderal (Purn) TNI itu belum mengantongi tiket untuk maju pada pilpres.
Mengapa? Sesuai UU Pemilu, partai atau koalisi baru bisa mengusung pasangan calon bila mengantongi 20 persen kursi di DPR atau 25 persen perolehan suara sah pada Pemilu 2014.
Di DPR, Gerindra hanya memiliki 13 persen kursi. Artinya, Partai Gerindra tidak bisa maju sendirian. Prabowo harus berkoalisi dengan partai-partai lainnya. Misalnya, berkoalisi dengan PKS.
PKS sendiri memiliki 7,1 persen kursi di DPR. Partai lainnya yang harus diajak berkalisi adalah PAN.
Partai ini memiliki kursi 8,6 persen. Namun dua partai tersebut belum menyampaikan sikap resmi dukungannya.
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris mengatakan, peluang Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto maju sebagai calon presiden di Pilpres 2019, tinggal 50 persen.
Menurutnya, mantan Danjen Kopassus itu bukan lagi sebagai penantang utama dari presiden petahana, Joko Widodo.
"Belum cukup jelas siapa yang potensi penantang utama. Penantang utama bukan lagi Prabowo. Prabowo menjadi capres tinggal 50 persen,” ujar Syamsuddin di sesi diskusi PARA Syndicate bertema 'Presidential Race: Siapa Lawan Tanding Jokowi?' Jumat (6/7/2018).
Menurutnya, ada sejumlah alasan mengapa Prabowo belum dapat dipastikan maju sebagai capres di Pilpres 2019.
Alasan pertama, karena persoalan dana. Upaya Prabowo menggalang donasi mendukung perjuangan politiknya dan Partai Gerindra, merupakan salah satu indikasi.
Selain itu, kata Syamsuddin, harta kekayaan dari Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo Subianto, dinilai menurun karena terlempar dari daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes.