Senin, 18 Agustus 2025

Pilpres 2019

Makin Seru, Isu Tarik Menarik Antara Prabowo dengan Anies Baswedan

Ia memulai kembali karier politiknya dengan mencalonkan diri sebagai calon presiden dari Partai Golkar pada Konvesi Capres Golkar 2004.

Penulis: Achmad Subechi
Editor: Hendra Gunawan
KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto (kiri), Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Baswedan memberikan keterangan pers di Kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta Selatan, Rabu (15/2/2017). Anies Baswedan mengucapkan terima kasih kepada warga Jakarta yang telah berpartisipasi memberikan hak suaranya dalam pemilihan kepala daerah di DKI Jakarta. 

Rabu (11/4/2018) malam, Prabowo menyatakan kesiapannya nyapres di akhir Rakornas Gerindra yang digelar di kediamannya, Bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat.

"Saya menerima keputusan ini sebagai suatu penugasan, suatu amanat, suatu perintah, dan saya menyatakan siap melaksanakannya," kata Prabowo.

Dalam pernyataan yang disampaikan di tengah-tengah kader Gerindra, dia menyebut perjuangan di pilpres tak akan mudah.

"Bersama-sama kita memikul pengorbanan, bersama-sama kita menghadapi bahaya, bersama-sama kira meraih kemenangan," tegas Prabowo.

Meski sudah menyatakan siap maju sebagai capres, jenderal (Purn) TNI itu belum mengantongi tiket untuk maju pada pilpres.

Mengapa? Sesuai UU Pemilu, partai atau koalisi baru bisa mengusung pasangan calon bila mengantongi 20 persen kursi di DPR atau 25 persen perolehan suara sah pada Pemilu 2014.

Di DPR, Gerindra hanya memiliki 13 persen kursi. Artinya, Partai Gerindra tidak bisa maju sendirian. Prabowo harus berkoalisi dengan partai-partai lainnya. Misalnya, berkoalisi dengan PKS.

PKS sendiri memiliki 7,1 persen kursi di DPR. Partai lainnya yang harus diajak berkalisi adalah PAN.

Partai ini memiliki kursi 8,6 persen. Namun dua partai tersebut belum menyampaikan sikap resmi dukungannya.

Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris mengatakan, peluang Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto maju sebagai calon presiden di Pilpres 2019, tinggal 50 persen.

Menurutnya, mantan Danjen Kopassus itu bukan lagi sebagai penantang utama dari presiden petahana, Joko Widodo.

"Belum cukup jelas siapa yang potensi penantang utama. Penantang utama bukan lagi Prabowo. Prabowo menjadi capres tinggal 50 persen,” ujar Syamsuddin di sesi diskusi PARA Syndicate bertema 'Presidential Race: Siapa Lawan Tanding Jokowi?' Jumat (6/7/2018).

Menurutnya, ada sejumlah alasan mengapa Prabowo belum dapat dipastikan maju sebagai capres di Pilpres 2019.

Alasan pertama, karena persoalan dana. Upaya Prabowo menggalang donasi mendukung perjuangan politiknya dan Partai Gerindra, merupakan salah satu indikasi.

Selain itu, kata Syamsuddin, harta kekayaan dari Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo Subianto, dinilai menurun karena terlempar dari daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes.

Halaman
1234
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan