Pilpres 2019
Gaya Jokowi dan Prabowo Saat Kampanye, Antara Kalem - Tertata Vs Emosional - Heroik,Pilih Mana?
Berselang sehari, di Yogyakarta, Prabowo menggebrak podium berkali-kali. Sang capres juga melontarkan diksi bajingan.
Editor:
Hasanudin Aco
"Kenapa memilih Jokowi, kita memerlukan orang yang lebih terkontrol emosinya, tenang dalam bekerja, tangannya dingin, nggak banyak omong, tapi kerjanya jelas, energinya besar, melayani," papar Hamdi.
Bagaimana dengan pemilih Prabowo?
Dari survei tersebut Hamdi menemukan jawaban. "Saya kira perlu orang-orang yang keras seperti ini, karena bangsa Indonesia harus dipimpin oleh orang keras, tidak apa sedikit otoriter, tapi bisa membuat Indonesia bangkit."
Dengan demikian, aksi Prabowo yang menggerbrak podium dan mengeluarkan kata bajingan atau ndasmu, kata Hamdi tidak akan mempengaruhi pendukung Prabowo.
"Yang undecided, tergantung bagaimana orang mengartikan seluruh rentetan kejadian Prabowo marah-marah," lanjutnya.
Jika dianggap sebagai cerminan orang yang tidak mengontrol emosinya, banyak orang mengatakan tidak akan memilih.
Dalam pengamatan Hamdi di media sosial, komentar dengan nada tersebut lebih dominan.
"Tapi kalau yang mengartikan itu hanya gimmick kampanye, ya masih bisa mempertimbangkan," tambahnya.
Hamdi menggarisbawahi para ahli perilaku berpendapat, emotional regulation adalah syarat yang penting bagi pemimpin.
"Ibu pertiwi sedang diperkosa, perkosa itu adalah pilihan kata yang bagi orang Timur tidak berkenan," kata Hamdi.