Jusuf Kalla Ingatkan Kepala Daerah Tidak Lakukan Lobi-lobi yang Berujung Korupsi
Wakil Presiden Jusuf Kalla kembali mengingatkan kepala daerah untuk tidak melakukan lobi-lobi yang berujung korupsi.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Adi Suhendi
Luhut Binsar Panjaitan mengatakan kepala daerah kini harus berfokus membangun daerah, karena sejumlah pekerjaan rumah menanti yang mana memerlukan kordinasi antara pemerintah pusat dan daerah.
Harapannya, Indonesia akan menjadi negara kuat dengan ekonomi terbesar keempat di dunia.
Baca: Pengamat: Punya Bukti, Penetapan Bachtiar Nasir Bukan Kriminalisasi
"Jadi saya titipkan kepada bapak-bapak dan ibu-ibu (pejabat dan kepala daerah). Jangan habiskan waktu untuk hal yang tidak jelas. Kita gunakan untuk bekerja. Saya titip itu saja, saya lihat bapak-bapak ini hebat," kata Luhut.
Minta Susi Sudahi 'Shock Therapy'
Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meminta agar Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menyudahi kebijakan menenggelamkan kapal asing yang masuk ke perairan Indonesia.
Hal itu disampaikan Luhut saat sesi tanya jawab dikegiatan Musrenbang Nasional 2019 yang diselenggarakan oleh Bappenas, di Shangrilla Hotel, Jakarta, Kamis (9/5/2019).
Menurut dia, kebijakan menenggelamkan kapal tersebut baik dan memang diperlukan sesekali untuk memberikan shock therapy pada pihak asing.
Baca: Tak Punya Izin, Aksi Massa GERAK di Depan Gedung KPU Dibubarkan
Namun, ia berharap ada kebijakan lain yang lebih baik.

"Memang apa yang dibuat Ibu Susi itu bagus tenggelamkan kapal (kapal asing pencuri ikan) harus ada shock therapy, tetapi tidak sepanjang masa mau shock terapy terus. Capek juga orang," ungkapnya.
Baca: KPK Bawa 2 Koper Berisi Dokumen Bukti Status Tersangka Rommy
Luhut mengingatkan, masih ada pekerjaan besar yang menanti, yakni bagaimana pemerintah mengoptimalisasikan potensi laut yang besar ini untuk rakyat.

"Sekarang what's next sekarang kan diundang-undang itu sudah dibuat bahwa penangkaran ikan harus kita kembangkan, kan banyak sekali tempat salah satunya di Natuna," papar dia.
"Kita marah-marah kapal asing masuk ke kita (perairan Indonesia). Kapal kita gak ada di sana ya habislah dia," lanjut Luhut.