Selasa, 2 September 2025

Dedi Mulyadi Sebut Pertemuan Prabowo - Megawati Seperti CBLK

Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menganggap pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDIP, Megawati

Editor: Sugiyarto
ISTIMEWA
Mantan bupati Purwakarta dua periode, Dedi Mulyadi ditunjuk langsung oleh Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto sebagai Ketua Tim Pemenangan Golkar khusus untuk Pileg 2019 di Jawa Barat. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Haryanto

TRIBUNNEWS.COM, PURWAKARTA - Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menganggap pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, Rabu (24/7/2019), adalah hal yang biasa.

Bahkan Dedi Mulyadi mengaku bahwa pertemuan antara dua petinggi partai itu telah diprediksi sejak lama olehnya.

Hal tersebut dikatakannya saat ditemui disela kegiatannya di Kabupaten Purwakarta, Kamis (25/7/2019).

"Sangat dimungkinkan pasca Pilpres 2019, Gerindra merajut cinta lama agar bersemi kembali (CLBK) untuk bersama. Itu analisa saya dari sebelum pelaksanaan Pemilu 2019, jadi adanya pertemuan itu ya biasa," kata Dedi Mulyadi menjelaskan.

Prabowo Temui Megawati, Jalan Gerindra Berkoalisi dengan Jokowi Makin Mulus? Ini Kata Andre Rosiade

CLBK yang Dedi Mulyadi maksud ialah sejarah pemilu Indonesia mencatat bahwa Megawati dan Prabowo pernah menjadi pasangan capres dan cawapres pada Pemilu 2009.

Dengan demikian, pada kesempatan itu bisa saja partai berlambang burung Garuda itu tidak menjadi oposisi dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo ( Jokowi) kali ini.

Ketua DPD I Partai Golkar Jabar Dedi Mulyadi di Kantor Golkar Jabar di Kota Bandung, Selasa (9/7/2019).
Ketua DPD I Partai Golkar Jabar Dedi Mulyadi di Kantor Golkar Jabar di Kota Bandung, Selasa (9/7/2019). (Tribunjabar/Syarif Abdussalam)

Di dunia politik, kata Dedi Mulyadi, tidak ada istilah permusuhan abadi.

Hanya, pada Pilpres 2019 menurut Dedi Mulyadi, masyarakat memiliki penilaian yang terlalu besar dan jauh terhadap dua pasangan calon yang ada.

"Politik itu kaya sinetron, kalau di sinetron bisa jadi galak, sedih, baik bahkan jadi yang terzalimi tapi setelah pertunjukannya selesai kembali jadi sahabat lagi," ujarnya.

Dengan demikian, dari pertemuan yang tampak harmonis dengan hidangan makan siang itu, Dedi Mulyadi meminta masyarakat untuk mengakhiri polemik yang terjadi selama Pilpres 2019.

Politisi Partai Golkar itu menegaskan kini sudah tidak ada lagi politik aliran, politik ideologis, dan politik jenis lainnya.

"Menurut saya, dengan adanya pertemuan itu mencerminkan bahwa semua yang mencalonkan di pilpres adalah nasionalis," ucap dia menambahkan.

Sinyal Positif Politik Indonesia
Di tempat terpisah pengamat politik dari Diksi Indonesia Sebastian Salang menilai positif pertemuan Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Pertemuan Mega-Prabowo cukup menarik perhatian dan memberi pesan positif bagi politik Indonesia ke depan," ujar pendiri lembaga Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) ini kepada Tribunnews.com, Senin (22/7/2019).

Baca: NasDem Gertak PDIP, PKS: Persepsi Itu Bisa Jadi Benar

Sebastian Salang
Sebastian Salang (ISTIMEWA)

Apapun pembicaraan dalam pertemuan tersebut, kata dia, secara simbolik memberi efek positif, tentang rekonsiliasi elit, dan Indonesia yang aman, damai dan saling menghormati.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan