Budi Gunawan Kini Kerap Tersorot Kamera: Gantikan Peran Luhut hingga Sosoknya yang Kontroversial
Belakangan ini, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Budi Gunawan yang biasanya jarang muncul di media, kini lebih sering tersorot kamera.
Penulis:
Daryono
Editor:
Pravitri Retno W
4. Sosok Kontroversial
Karier Budi Gunawan hingga kini menduduki jabatan Kepala BIN melalui proses berliku.
Sebelum menjadi Kepala BIN, Budi Gunawan sempat menjadi calon kapolri namun akhirnya ia tak menduduki posisi itu.
Budi Gunawan merupakan lulusan Akademi Kepolisian angkatan 1983.
Pada saat berpangkat komisaris besar, ia pernah menjabat sebagai Ajudan Wakil Presiden pada 1999-2000.
Ia dikenal dekat dengan Megawati lantaran pernah menjadi ajudan presiden kelima itu pada 2000-2004.

Budi Gunawan tercatat sebagai jenderal termuda di Polri saat dipromosikan naik pangkat bintang satu atau brigadir jenderal (brigjen) dengan jabatan sebagai Kepala Biro Pembinaan Karier (Karo Binkar) Polri.
Kemudian, ia menjabat sebagai Kepala Selapa Polri, yakni lembaga yang menginduk pada Lemdikpol, selama dua tahun dan dipromosikan menjadi Kapolda Jambi.
Baca: Beredar di Pertemuan Jokowi-Prabowo, Budi Gunawan Kembali Muncul di Pertemuan Megawati-Prabowo
Jejak karier polisinya cukup moncer hingga mengantarkannya menjadi Kepala Lembaga Pendidikan Polri (Kalemdikpol) yang membawahkan lembaga-lembaga pendidikan, seperti Akademi Kepolisian (Akpol), Sekolah Staf dan Pimpinan Polri (Sespim), dan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).
Namun, karier moncer ini kemudian menjadi kontroversial saat ia tetapkan sebagai tersangka oleh KPK pada 13 Januari 2015.
KPK menduga ada transaksi mencurigakan atau tidak wajar yang dilakukan Budi Gunawan.

Ia diduga menerima hadiah atau janji selama menjabat sebagai Kepala Biro Pembinaan Karier (Karobinkar) Deputi Sumber Daya Manusia Polri periode 2003-2006 dan jabatan lain di kepolisian.
Setelah itu, Budi Gunawan mengajukan praperadilan dan hakim Pengadilan Jakarta Selatan memutuskan penetapannya sebagai tersangka tidak sah.
Penanganan kasus Budi Gunawan kemudian dilimpahkan ke Kejaksaan Agung pada Maret 2015.
Namun, kejaksaan justru melimpahkan kasus itu ke kepolisian dengan alasan polisi pernah mengusut kasus tersebut.
Setelah dilakukan gelar perkara oleh Polri, dinyatakan bahwa Budi Gunawan tak terbukti menerima gratifikasi dan kasusnya tak layak dinaikkan ke tingkat penyidikan.
Budi Gunawan pun terbebas dari jeratan hukum dan dinyatakan bersih.
Penetapan tersangka Budi Gunawan bertepatan dengan proses pemilihan calon Kapolri.
Ia merupakan kandidat yang diajukan Jokowi.
Ia telah menjalani uji kepatutan dan kelayakan dan dinyatakan lolos.
Namun, muncul gejolak penolakan di masyarakat.
Pencalonan Budi Gunawan memang sejak awal menuai kontroversi.
Rekam jejaknya dianggap kurang baik karena diduga memiliki rekening gendut.
Baca: Ada Peran Kepala BIN Budi Gunawan di Balik Pertemuan Bersejarah Jokowi dan Prabowo
Penetapan tersangka oleh KPK dianggap sebagai gong yang melengkapi dugaan tersebut.
Akhirnya, Jokowi mengajukan Komjen Pol Badrodin Haiti sebagai Kapolri.
Pada 2016, Budi Gunawan kembali masuk ke dalam bursa calon Kapolri menggantikan Badrodin yang segera purnatugas.
Namun, Jokowi pada akhirnya memilih Tito Karnavian sebagai calon tunggal yang diajukan sebagai calon Kapolri.
Untuk Budi Gunawan, Jokowi kemudian mengajukanya sebagai calon kepala BIN menggantikan Sutiyoso pada Februari 2016.
Kemudian, pada September 2016, Jokowi melantik Budi Gunawan di Istana Negara, Jakarta.

Namun, pelantikannya sebagai Kepala BIN menyisakan sejumlah pertanyaan.
Tak hanya prosesinya yang terkesan mendadak, kenaikan pangkat Budi dari komisaris jenderal menjadi jenderal juga menuai polemik.
Kekhawatiran akan dualisme matahari kembar di tubuh Polri pun muncul.
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar saat itu mengatakan, kenaikan pangkat Budi menjadi jenderal bersamaan dengan turunnya keppres yang ditandatangani Presiden Jokowi.
Baca: Jadi Target Pembunuhan, Berikut Sekelumit Rekam Jejak Wiranto, Luhut, Budi Gunawan, dan Gories Mere
Menurut dia, kenaikan pangkat itu merupakan sesuatu yang lazim.
Sebab, Budi masih berstatus aktif di kepolisian.
"Tidak masalah dengan itu," kata Boy saat dihubungi.
Dengan kenaikan pangkat itu, ada dua jenderal bintang empat aktif di kepolisian, yaitu Budi Gunawan dan Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian.
(Tribunnews.com/Daryono) (Kompas.com/Ambaranie Nadia Kemala Movanita/Ihsanuddin)