Kamis, 11 September 2025

Mati Listrik di Ibu Kota dan Sekitarnya

Begini Kisah Mati Listik Ibu Kota dan Sekitarnya di 2002 yang Disinggung Jokowi di Kantor PLN

Presiden Joko Widodo, dalam sidak di Kantor PLN kesal kepada PLN yang tak belajar pada kasus mati listrik yang pernah terjadi di tahun 2002.

(KOMPAS.com/Ihsanuddin)
Presiden Joko Widodo mendatangi kantor pusat PLN, di Kebayoran, Jakarta Selatan, Senin (5/8/2019). Kedatangan Jokowi ini untuk meminta penjelasan PLN mengenai padamnya listrik di sebagian besar wilayah Pulau Jawa 

Presiden Joko Widodo Singgung Soal Mati Listrik Ibu Kota dan Sekitarnya di 2002

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendatangi kantor PLN pada Senin (5/8/2019) pagi sebagai respon atas mati listrik massal yang terjadi beberapa wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Kedatangan Jokowi untuk meminta penjelasan terkait mati listrik yang sempat terjadi di wilayah Jabodetabek.

Presiden Joko Widodo, dalam pernyataannya menyatakan kekesalannya kepada PLN yang tak belajar pada kasus mati listrik yang pernah terjadi di tahun 2002.

"Pernah kejadian pada 2002 di Jawa dan Bali. Mestinya itu bisa jadi pelajaran bersama, Jangan sampai kejadian yang pernah terjadi, kembali terjadi lagi," kata Jokowi, di kantor pusat PLN, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (5/8/2019).

Saat itu, wilayah yang terdampak juga serupa, yaitu DKI Jakarta, Tangerang, Bogor, Bekasi, dan Banten.

Jokowi datang langsung ke kantor pusat PLN demi mendapatkan penjelasan langsung dari PLN.
Jokowi datang langsung ke kantor pusat PLN demi mendapatkan penjelasan langsung dari PLN. (Theresia Felisiani)

Baca: Listrik Padam, Ketua DPR: Kita Pernah Alami Tahun 2002

Baca: Mobil Pintar Ini Bisa Jadi Penolong Saat di Rumah Mati Listrik

Dikutip dari Kompas.com, di 2002 pemadaman aliran listrik terjadi pada Kamis malam dan Jumat, 12-13 September.

Diketahui, kejadian padamnya listrik di 2002, berawal dari hubungan pendek di Gardu Induk Tegangan Ekstra (GITET) Cibinong menyebabkan rusaknya transmisi ke arah Bekasi, Cawang, serta Gandul.

Kemudian, pasokan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Saguling juga tidak dapat masuk.

Awalnya beban diambli alih dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (OLTGU) Muarakarang dan PLTGU Tanjung Priok.

Akan tetapi, adanya kelebihan beban membuat kedua PLTGU itu berfungsi dengan isolasi.

Hal ini mengakibatkan GITET 500 kV di Suralaya, Clegon, Gandul, Cibinong, Cawang, Bekasi, dan Kembangan padam. Adapun total beban yang padam sekitar 2.500 MW hingga dialami 3 juta pelanggan.

Akibat dari peristiwa pemadaman arus listrik tersebut, sejumlah transportasi Kereta Rel Listrik (KRL) mengalami keterlambatan, serta mesin-mesin anjungan tunai mandiri (ATM) juga mengalami error.

Bahkan, diberitakan di harian Kompas, tanggal 14 September 2002, pemadaman listrik tersebut berakibat terjadinya kebakaran.

Sejumlah kasus kebakaran terjadi mulai Kamis pagi hingga Jumat dinihari, 12-13 September 2002.

Baca: Beri Penjelasan Panjang Soal Mati Listrik, Dirut PLN Disemprot Jokowi: Ibu Pinter, Apa Tak Dihitung?

Baca: Mati Listrik di Jabodetabek dan Berpengaruh pada KRL, Begini Penjelasan PLN

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan