Pengamat Duga Pertemuan Jokowi Dengan Prabowo dan SBY Dalam Rangka Cari Dukungan Soal Perppu KPK
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sengaja mengundang Prabowo Subianto dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Istana untuk membahas sejumlah isu strategis.
Editor:
Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menduga Presiden Joko Widodo (Jokowi) sengaja mengundang Prabowo Subianto dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Istana untuk membahas sejumlah isu strategis.
Salah satunya meminta dukungan dan saran terkait polemik tarik-ulur penerbitan Perppu KPK.
Diketahui, dalam dua hari terakhir, Presiden Jokowi mengadakan pertemuan tertutup dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Negara, Jakarta.
Baca: Daftar Negara Paling Banyak Kebobolan di Kualifikasi Piala Dunia 2022: Indonesia Dibobol 11 Gol
"Mungkin dia (Jokowi) sekarang-sekarang ini membutuhkan banget dukungan Perppu KPK. Pak Jokowi perlu konsultasi ke mereka," kata Hendri Satrio di Kantor LBHI, Jakarta, Jumat (11/10/2019).
Baca: Politikus Gerindra: Soal Jatah Kursi Wakil Gubernur DKI Tergantung Setelah Pelantikan Presiden
Selain Perppu KPK, Hendri Satrio memandang Jokowi juga membicarakan hal-hal spesifik lainnya.
Di antaranya, rencana pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur dan rencana amendemen UUD 1945.
Baca: Politikus Gerindra: Soal Jatah Kursi Wakil Gubernur DKI Tergantung Setelah Pelantikan Presiden
"Kalau tentang GBHN saja tidak masalah, kalau masuk ke masalah format pemilihan presiden langsung ke MPR, ini pasti akan jadi masalah," ungkapnya.
Di sisi lain, Hendri juga menduga pembicaraan mengenai bagi-bagi kursi kabinet kerja menjadi topik pembicaraan dalam pertemuan tersebut.
Baca: Ayah Tiri Diduga Rudapaksa Anak di Bawah Umur Sejak Usia 12 Tahun, Pelaku Terancam Pidana 20 Tahun
Namun, ia menduga hal itu bukan isu utama.
"Kalau soal kabinet sih saya rasa seorang SBY dan Prabowo bisa lebih mengerti kalau misalnya gak bisa masuk kabinet," katanya.
Tetap loyal
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan akan membantu pemerintahan Jokowi-Maruf Amin meski tidak ada kader Gerindra di dalam Kabinet Kerja jilid ll.
"Kalau umpamanya kami tidak masuk kabinet, kami tetap akan loyal, di luar sebagai check and balances," ujar Prabowo Subianto seusai bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10/2019).
Baca: BTS Banjir Pujian Usai Dikabarkan Hentikan Latihan Saat Azan Terdengar di Arab Saudi
Menurut Prabowo, jika nantinya Gerindra berada di luar koalisi pemerintah, partainya akan bertugas menjadi penyeimbang dan memberikan koreksi terhadap program pemerintah yang dinilai keluar jalur.
"Sebagai penyeimbang, di Indonesia tidak ada oposisi, tetap kita merah putih disegala hal, kami akan berperan," kata Prabowo.
Prabowo menjelaskan, setelah pelaksanaan Pilpres 2019 berakhir memang sudah sepantasnya semua pihak bersatu dengan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.
Baca: YLKI Rilis Hasil Penelitian, Pemanis Buatan Picu Penyakit Ginjal Hingga Kanker
"Kami bertarung secara politik, begitu selesai, kepentingan nasional yang utama. Saya berpendapat, kami harus bersatu," kata Prabowo.
"Jadi saya sampaikan ke beliau (Jokowi), apabila kami diperlukan, kami siap untuk membantu, itupun sudah saya sampaikan di MRT waktu itu," sambung Prabowo.
Bicara soal koalisi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ke Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10/2019).
Keduanya melakukan pertemuan empat mata di Ruang Jepara, Istana Merdeka, sekitar 45 menit sejak pukul 15.00 WIB.
Satu topik pembicaraannya terkait merapatnya Gerindra ke partai koalisi pemerintah.
Baca: APBN Dinilai tak Dipersiapkan Hadapi Resesi Ekonomi Dunia
"Bicara berkaitan dengan masalah koalisi, tapi ini belum final. Kami sudah bicara banyak mengenai kemungkinan Partai Gerindra koalisi kita," ujar Jokowi.
Meski sudah berbicara kemungkinan Gerindra berkolisi, kata Jokowi, Prabowo belum sampai menyodorkan nama kadernya untuk dijadikan menteri untuk Kabinet Kerja jilid ll.
"Tadi saya sampaikan, masih belum final. Kalau nanti sudah final baru nanti kami sampaikan," ucap Jokowi.
Baca: TERKINI Penusukan Wiranto: Kapolsek Menes Beri Kesaksikan hingga Alasan Pelaku Tikam Wiranto
Di tempat yang sama, Prabowo menyampaikan pertarungan Pilpres 2019 sudah berakhir.
Menurutnya sekarang saatnya secara bersama-sama mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.
"Saya berpendapat, kita harus bersatu. Jadi saya sampaikan ke beliau, apabila kami diperlukan, kami siap untuk membantu, itupun sudah saya sampaikan di MRT waktu itu, bahwa kami diperlukan kami siap," kata Prabowo.
"Kami akan memberi gagasan yang optimis. Kami yakin Indonesia bisa tumbuh double digit, kami yakin bisa bangkit. Kami ingin membantu, kami siap membantu bila diperlukan," sambung Prabowo.
Prabowo pasti hadir saat pelantikan Jokowi
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memastikan akan hadir saat pelantikan presiden dan wakil presiden periode 2019-2024 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin pada Minggu (20/10/2019).
Hal tersebut disampaikan Prabowo usai melakukan pertemuan dengan Jokowi di Ruang Jepara, Istana Merdeka, Jumat (11/10/2019).
Setelah melakukan pertemuan dengan Jokowi, Prabowo akan menerima rombongan pimpinan MPR perihal undangan menghadiri pelantikan Presiden Jokowi periode kedua

"Katanya mau undang saya ke pelantikan presiden. Kalau diundang, ya hadirlah. Gimana sih, kalau diundang lurah juga ya harus hadir," ujar Prabowo sembari tertawa.
Prabowo yang merupakan rival Jokowi sewaktu Pilpres 2019, menilai semua masyarakat harus bersatu meski berbeda pilihan politiknya.
"Ya kita sebagai negara, harus bersatu. Sebagai bangsa, kita harus bersatu. Kalau ada kekurangan, ya kita selesaikan di dalam ruangan," tutur Prabowo.
Sebelumnya, Jokowi dan Prabowo melangsungkan pertemuan tertutup sekitar 45 menit dari pukul 15.00 WIB.
Salah satu topik pembicaraannya yaitu kemungkinan Partai Gerindra bergabung ke dalam koalisi pemerintah.
Selfie
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan selfie atau swafoto dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Peristiwa itu terjadi setelah keduanya melakukan pertemuan tertutup sekitar 45 menit sejak pukul 15.00 WIB di ruang Jepara, Istana Merdeka, Jumat (11/10/2019).
Awalnya Jokowi memberikan keterangan pers terkait topik pembicaraan dengan Prabowo, mulai dari seputar perekonomian, pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur, hingga rencana Partai Gerindra merapat ke pemerintah.
Setelah Jokowi selesai, Prabowo pun menyampaikan dukungan kepada pemerintah untuk memajukan perekonomian Indonesia dan bahkan akan hadir di pelantikan Jokowi menjadi Presiden 2019-2024.
Usai keduanya menyampaikan keterangan pers, awak media Istana Kepresidenan meminta untuk foto bareng.
"Pak foto bareng dong," ucap awak media.
Baca: Usai Ditusuk Orang Tak Dikenal, Wiranto Harus Jalani Pemotongan Usus
Mendengar ucapan tersebut, Jokowi dan Prabowo yang sudah beranjak meninggalkan awak media, kembali lagi ke lokasi awak media.
Sontak, Jokowi pun mengambil salah satu telepon genggam salah satu awak media dan Prabowo pun merapat ke Jokowi dengan latar belakang awak media.
Usai swafoto, Jokowi mengantar Prabowo meninggalkan Istana Merdeka.
Dukung Pemindahan Ibu Kota
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyatakan pihaknya mendukung rencana pemerintah, termasuk presiden terpilih Joko Widodo untuk memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan Timur.
Hal ini disampaikan Prabowo setelah bertemu dengan Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (11/10/2019).
"Kita bicara ibu kota, di mana saya menyampaikan, saya mendukung gagasan pemindahan ibu kota, tentunya beliau juga katakan akan melalui kajian-kajian yagn tepat dan kita dukung gagasan itu," kata Prabowo.
Ia mengaku telah menyampaikan kepada Jokowi bahwa Gerindra mendukung kepentingan bangsa dan negara.
"Kita bertarung politik, tetapi kepentingan bangsa yang utama, kita harus bersatu, apabila kami diperlukan, kami siap membantu," ucap Prabowo.
Sementara itu, Jokowi juga menyampaikan bahwa dalam pertemuannya dengan Prabowo, mereka membahas soal rencana pemindahan ibu kota.
Jokowi banyak bercerita soal alasan ibu kota perlu dipindahkan. Selain itu, mereka membahas mengenai perekonomian Indonesia dan peta koalisi.
Mengenai koalisi, Jokowi mengatakan hal itu belum final. "Tetapi kami sudah berbicara banyak mengenai Gerindra masuk koalisi," kata dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Setelah Bertemu Jokowi, Prabowo Nyatakan Dukung Pemindahan Ibu Kota "