Jumat, 5 September 2025

Hubungan Sriwijaya Air dengan Garuda Indonesia Kembali Kurang Harmonis, Sempat Putus-Sambung

Hubungan Sriwijaya Air dengan Garuda Indonesia saat ini kembali kurang harmonis, ternyata ini bukan pertama kalinya, mereka sempat putus sambung.

Penulis: Nuryanti
Editor: Miftah
(Garuda Indonesia) (aeronauticsonline.com)
Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air 

TRIBUNNEWS.COM - Hubungan Sriwijaya Air dengan Garuda Indonesia yang kurang harmonis saat ini menyebabkan pembatalan sejumlah rute penerbangan dari maskapai SriwiJaya Air.

Namun, Kementerian Perhubungan memastikan tetap terpenuhinya keselamatan, keamanan, dan kenyamanan bagi calon pengguna jasa maskapai penerbangan Sriwijaya Air.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B. Pramesti mengatakan, berdasarkan informasi yang diperolehnya pembatalan sejumlah rute penerbangan merupakan imbas dari kondisi kerja sama yang kurang harmonis saat ini antara pihak Sriwijaya Air dengan Garuda Indonesia.

“Tugas kami sebagai regulator adalah memastikan terpenuhi keselamatan, keamanan dan kenyamanan pengguna jasa transportasi udara dapat terjaga dengan baik sesuai yang diamanatkan UU No 1 tahun 2009 Tentang Penerbangan,” ujar Polana, Kamis (7/11/2019), dikutip dari laman Kompas.com, Jumat (8/11/2019).

Baca: Komisi V DPR Minta Konflik Garuda-Sriwijaya Tak Korbankan Pelayanan Publik

Ia mengatakan jika saat ini Sriwijaya Air masih mengoperasikan sebanyak 13 unit pesawat udara dari 30 unit pesawat udara yang dimiliki.

Sebanyak 17 unit pesawat tidak dapat dioperasikan karena masih dalam masa periode perawatan.

Dari pesawat yang tidak bisa dioperasikan tersebut, ada pula yang dinyatakan Aircraft On Ground atau (AOG).

Kondisi tersebut akibat dampak dari penghentian layanan penyediaan suku cadang oleh PT. GMF AeroAsia.

Karena penghentian kerja sama antara Sriwijaya Air dengan Garuda Indonesia, kini hubungan keduanya hanya berdasarkan business to business.

Saat ini Garuda Indonesia Grup sedang bernegosiasi dengan pemegang saham Sriwijaya Air untuk penyelesaian utang dan kewajiban Sriwjaya kepada Garuda Maintance Facility (GMF), Gapura Angkasa, BNI dan Pertamina.

Melihat tayangan YouTube KOMPASTV, Jumat (8/11/2019), pihak Sriwijaya Air yang diwakili pengacara Yusril Ihza Mahendra menyatakan, kerjasama manajemen cenderung merugikan pihak Sriwijaya. Terutama soal penerapan management fee sebesar 50% dan profit sharing 65% yang diklaim sepihak oleh Garuda Indonesia Grup.

Dalam keterangan yang diperoleh Kompas.com, Kamis (7/11/2019), Direktur Perawatan dan Servis Garuda Indonesia Iwan Joeniarto menyatakan hal itu terjadi karena kesepakatan antara Garuda Indonesia dan pemegang saham Sriwijaya Air kembali menemui jalan buntu.

"Karena kondisi dan hal tertentu yang membuat kedua belah pihak tidak mencapai kesepakatan, dengan ini kami sampaikan bahwa pemilik Sriwijaya kembali menarik diri," tulis Iwan.

VP Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan belum bisa memberikan konfirmasinya atas berita yang beredar ini.

Baca: 15 Penerbangan Sriwijaya Air Dibatalkan, Ratusan Penumpang Terlantar

Sebelumnya hubungan antara maskapai Garuda Indonesia dan Sriwijaya air mengalami putus sambung.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan