Kepala BNPT Sebut Tak Punya Data Tiga Persen Prajurit Terpapar Radikalisme, Ini Kata Pengamat
Suhardi menyatakan lembaganya tak memiliki data tiga persen prajurit TNI terpapar radikalisme dan menyatakan data tersebut tidak akurat.
Penulis:
Vincentius Jyestha Candraditya
Editor:
Johnson Simanjuntak
Selanjutnya, Suhardi mengatakan lembaganya tidak ingin sembarang merilis survei terkait data orang berpaham radikalisme. Ia menegaskan tugas BNPT yakni mereduksi paham radikalisme.
"Jangan sampai kalau kita merilis apalagi ada perguruan tinggi terbaik di negeri ini terus mau ke mana anak-anak kita, mau ke mana anak-anak Indonesia. Tugas kamilah mereduksi untuk menghilangkan itu (paham radikalisme), tapi tidak dengan merilis itu, konsep kami tidak seperti itu," ujarnya.
Sekedar informasi, saat masih menjabat Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu pernah mengungkapkan ada sekitar 3 persen prajurit TNI yang terpapar radikalisme dan tak setuju Pancasila sebagai ideologi negara.
Baca: Kepala BNPT: Tampilan Fisik Tidak Bisa Mencirikan Seseorang Terpapar Radikalisme
Ryamizard mengingatkan tiap prajurit yang masih aktif ataupun purnawirawan untuk menepati sumpah prajurit.
"Ini ada TNI, purnawirawan juga, kita mengimbau supaya menepati sumpahnya, sumpah prajurit itu setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Itu kan sumpah. Kemudian janjinya dalam sapta marga patriot Indonesia membela negara yang bertanggung jawab dan tidak menyerah. Kita harapkan mereka kembali," kata Ryamizard di GOR Ahmad Yani Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (19/6).
Terkait tiga persen prajurit TNI terpapar radikalisme, Ryamizard mengatakan angka tersebut didapatnya setelah berkeliling Indonesia. Dia mengatakan jumlah tiga persen itu, termasuk juga purnawirawan.