Dirut Garuda Dipecat
Flashback Kebijakan Ari Askhara yang Bikin Pegawai Happy, Penambahan Hari Cuti hingga Pakaian Bebas
Ari Askhara ternyata memiliki beberapa kebijakan yang membuat happy para karyawannya di PT Pelindo III. Berikut penjabarannya.
Penulis:
Wahyu Gilang Putranto
Editor:
Fathul Amanah
"Kami juga mengizinkan komputer untuk bekerja boleh dimiliki karyawan setelah dua tahun hanya dengan mencicil sebesar 30 persen dari harga beli komputer."
Dengan cara seperti itu, perusahaan bisa menghemat cukup besar," papar Ari.
Ari Askhara menilai biaya untuk penyewaan dan perawatan komputer mencapai Rp 20 miliar.

Dengan kebijakan membolehkan karyawan memiliki komputer kantor, biaya yang dikeluarkan perusahaan hanya Rp 11 miliar.
Dengan kebijakan-kebijakan yang dipandang mampu membahagiakan karyawan di Pelindo III, Ari Askhara saat itu bertekad menularkan ke lingkungan Garuda Indonesia.
Terpilih menjadi Dirut Garuda, Ari Askhara bertekad membahagiakan para karyawan.
Dikatakannya, karyawan Garuda Indonesia yang bekerja bahagia, bisa membuat pelayanan ke pelanggan akan menjadi lebih baik.
"Fokus kami trasformasi human capital, karena yang paling penting dari service jasa adalah bagaimana kita membuat para pegawai happy, sehingga nantinya membuat pelayanan meningkat kepada penumpang," ujar Ari Askhara.
"Kami akan membuat pegawai Garuda happy tanpa harus menaikkan remunerasi," ujarnya.
Akhir Karir
Namun, niat Ari Askhara membahagiakan karyawan Garuda Indonesia belum terbukti sepenuhnya.
Seusai Menteri BUMN Erick Thohir mencopotnya dari posisi Dirut Garuda, sejumlah karyawan Garuda pun justru memberikan dukungan.
Di antaranya adalah karyawan yang tergabung dalam Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI).
Dikutip dari Kompas.com, Ketua IKAGI, Zaenal Muttaqin sangat mendukung respons Erick Thohir memberhentikan Ari Ashkara dari posisi Dirut Garuda.
"Jadi kami sangat mendukung respons cepat Pak Erick yang telah memecat Ari Askhara terkait kasus penyelundupan Harley Davidson," pungkasnya.

Selama kepemimpinan Ari Ashkara, Ikagi menilai banyak dirugikan.
Hal itu terkait kebijakan-kebijakan yang diambilnya.
Zaenal mengungkapkan beberapa kebijakan yang merugikan di antaranya Ari Ashkara mengubah rute penerbangan Jakarta-Amsterdam menjadi Bali-Medan-Amsterdam.
Akibatnya, awak kabin harus bekarja lebih lama.
"Tentang pengalihan rute, itu merugikan awak kami karena perjalanan lebih panjang sehingga jam kerja kami melebihi batas wajar. Itu malah hampir 19 jam lebih perjalanan kita," katanya.
Alasan pemindahan pun tidak secara jelas diketahui.
"Jadi saya juga enggak tahu kenapa, kenapa dialihkan penerbangan jadi Denpasar ke Kualanamu dan baru ke Amsterdam. Saya tidak tahu seperti apa, apa alasan Pak Ari yang mendasar sehingga melakukan pengalihan," ungkap dia.
Selain itu, Zaenal juga mengungkapkan beberapa kebijakan kontroversial Ari Ashkara.
Mulai dari pemalsuan laporan keuangan, suguhan live music akustik di pesawat, larangan foto dan video di pesawat, hingga penyelundupan Harley.
(TRIBUNNEWS.COM/Wahyu Gilang P) (Kompas.com/Muhammad Idris/Fika Nurul Ulya)