Biodiesel 30
Implementasi B30 Dipercepat, Jokowi Sebut 3 Alasan, dari Bentuk Ikhtiar hingga Ketergantungan Impor
Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi memulai implementasi penerapan program Biodiesel 30 Persen (B30).
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Tiara Shelavie
2. Ketergantungan Impor BBM Cukup Tinggi
Ketergantungan Indonesia pada impor bahan bakar minyak (BBM), termasuk solar di dalamnya, cukup tinggi.
Di sisi lain, Indonesia merupakan negara penghasil sawit terbesar di dunia.
Menurut Jokowi, dengan potensi sawit sebesar itu, Indonesia memiliki banyak sumber bahan bakar nabati sebagai pengganti bahan bakar solar.
"Potensi itu harus kita manfaatkan untuk mendukung ketahanan dan kemandirian energi nasional kita," jelasnya.
Jokowi menegaskan usaha-usaha mengurangi impor terus dilakukan dengan serius.
Dengan implementasi program B30, ia yakin pemerintah dapat menghemat banyak devisa negara sekira Rp 63 triliun.
3. B30 Ciptakan Permintaan Domestik CPO
Jokowi menuturkan, penerapan B30 juga akan menciptakan permintaan domestik akan minyak sawit mentah (CPO) yang sangat besar.
Menurutnya, implementasi B30 juga akan menimbulkan efek berganda terhadap sekira 16,5 juta petani dan pekebun kelapa sawit.
Artinya, program B30 akan berdampak pada para pekebun kecil maupun menengah.
Tak hanya itu, program B30 juga membawa dampak kepada petani rakyat yang selama ini memproduksi sawit.
Serta para pekerja yang bekerja di pabrik-pabrik kelapa sawit.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)