Jumat, 15 Agustus 2025

Dalam Cap Go Meh TMP, Inayah Wahid Kisahkan Keputusan Cepat Gus Dur Rayakan Imlek

Saat ini, masyarakat Tionghoa di Indonesia bisa merayakan Imlek dan Cap Go Meh dengan tanpa halangan apapun.

Editor: Hasanudin Aco
HO/Tribunnews.com
Didampingi Banser, Inayah Wahid mengisahkan perayaan Imlek dalam acara Cap Go Meh TMP di PIK Jakarta. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini, masyarakat Tionghoa di Indonesia bisa merayakan Imlek dan Cap Go Meh dengan tanpa halangan apapun.

Perayaan Imlek dan Ca Go Meh di Indonesia secara bebas dan terbuka ini tidak terlepas dari peran Presiden KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur pada tahun 2000.

Demikian dikisahkan puteri alhmarhum Gus Gur, Inayah Wahid, saat menyampaikan sambutan dalam acara perayaan Cap Go Meh Taruna Merah Putih (TMP) bersama warga Pantai Indah Kapuk di Foodstreet Golf Island, Pantai Indah Kapuk, Jakarta pada Jumat (7/2/2020) malam.

Inayah datang ke acara ini setelah ditelepon oleh Ketua Umum TMP Maruarar Sirait.

Di depan ribuan orang, Inayah Wahid mengisahkan perayaan Imlek dalam acara Cap Go Meh TMP di PIK Jakarta.
Di depan ribuan orang, Inayah Wahid mengisahkan perayaan Imlek dalam acara Cap Go Meh TMP di PIK Jakarta. (Tribunnews.com)

Mendapat undangan Maruarar, yang dikenal dekat dengan keluarga Gus Dur, Inayah pun datang.

“Saya gantikan Ibu Saya, Ibu Shinta Nuriyah,” kata Inayah, yang juga terkenal dengan beberapa stand-up comedy-nya. 

Kembali ke masalah Imlek dan Cap Go Meh. Diketahui, memulai pemerintahan Orde Baru, Presiden Soeharto mengeluarkan Inpres Nomor 14/1967 tentang Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat China. 

Dalam aturan itu, Soeharto menginstruksikan etnis Tionghoa tidak merayakan pesta agama atau adat istiadat di depan umum.

Bahkan Inpres ini menjadi larangan segala hal yang berbau Tionghoa, termasuk Imlek dan Ca Go Meh.

Ketika Gus Dur menjadi Presiden, lanjut Inayah, ia didatangi Chandra Setiawan dan Sekretaris Dewan Rohaniwan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia Budi Tanuwibowo di Istana.

Inayah Wahid bersama dengan Ketua Umum TMP Maruarar Sirait, Ketua DPD PDI Perjuangan Adi Wijaya dan Ketua Panitia Rudy Halim berfoto bersama dengan para tokoh agama dan ribuan warga.
Inayah Wahid bersama dengan Ketua Umum TMP Maruarar Sirait, Ketua DPD PDI Perjuangan Adi Wijaya dan Ketua Panitia Rudy Halim berfoto bersama dengan para tokoh agama dan ribuan warga. (HO/Tribunnews.com)

Dalam obrolan singkat dan ringan sambil berjalan mengelilingi Istana, Gus Dur mengambil keputusan cepat dan tepat dengan membolehkan perayaan Imlek setelah 33 tahun dilarang.

“Gus Dur mengambil keputusan yang tidak butuh waktu panjang,” kata Inayah, di depan ribuan orang. 

Gur Dur kemudian mencabut Inpres Nomor 14 Tahun 1967 dengan menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 6 Tahun 2000 pada 17 Januari 2000. Lalu, mengapa Gus Dur menganggap perayaan Imlek dan Cap Go Meh itu penting?

Inayah menjelaskan bahwa, sebagai intelektual dan budayawan, Gus Dur memahami betul bagaimana etnis China memiliki sejarah panjang di Nusantara. Etnis China juga turut andil dalam ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

“Oh ya, saya juga tak mau menyebut etnis China dengan etnis Tionghoa. Tidak ada yang salah dengan sebutan etnis China. Malah itu lebnih jujur. Toh tidak ada konotasi negatif juga dalam sebutan China,” ungkap Inayah.

Inayah Wahid bersama dengan Ketua Umum TMP Maruarar Sirait berfoto bersama dengan para tokoh agama dalam Cap Go Meh TMP.
Inayah Wahid bersama dengan Ketua Umum TMP Maruarar Sirait berfoto bersama dengan para tokoh agama dalam Cap Go Meh TMP. (Tribunnews.com)

Menurut Inayah, semua etnis dan suku bangsa harus diakui identitasnya tanpa harus ditutup-tutupi. Sebab kata Gus Dur, tidak ada kedamaian tanpa keadilan.

“Dan keadilan bagi warga China adalah dengan memberikan identitas mereka kembali,” ungkap Inayah.

Atas jasa Gus Dur, sambung Inayah, saat ini etnis China di Indonesia setara dan sejajar dengan etnis lainnya. Etnis China pun bisa merayakan Imlek dan Ca Go Meh secara terbuka. Bahkan ruang-ruang publik pun tak segan menampilkan suasana Imlek, seperti di mall.

“Keputusan Gus Dur seorang bisa menimbulkan dampak yang luar biasa. Bayangkan kalau semua orang mengambil keputusan bahwa memang Indonesia itu baragam, ini juga danpaknya akan luar biasa,” kata Inayah.

Ketua Umum TMP Maruarar Sirait meminta Inayah Wahid mengisahkan hubungan Gus Dur dengan Perayaan Imlek.
Ketua Umum TMP Maruarar Sirait meminta Inayah Wahid mengisahkan hubungan Gus Dur dengan Perayaan Imlek. (Tribunnews.com)

Hadir dalam acara ini, Ketua Umum TMP Maruarar Sirait, pendiri Agung Sedayu Grup Sugianto Kusuma, Ketua Umum Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Teddy Sugianto, Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta Adi Wijaya, Walikota Jakarta, Walikota Jakarta Utara Sigit Wijatmoko, Kapolres Jakarta Utara Budi Herdi Susianto.

Acara semakin meriah dengan berbagai penampilan. Termasuk penampilan barongsai serta aksi-aksi berbagai jurus dari Federasi Kungfu Indonesia.

Tak ketinggalam aksi silat jarak pendek Wing Chun yang kian populer di Indonesia setelah muncul seri film Ip Man.

Maruarar Sirait mengatakan bahwa Gus Dur merupakan seorang Pancasilais sejati. Gus Dur pun seorang pejuang dan pemberani dalam menjaga pluralisme dan keragaman di Indonesia.

Tentu saja, ketulusan dan keberanian itu sangat penting dalam menjaga Pancasila sebagaimana Gus Dur melakukannya dengan mengambil keputusan cepat.

"Saya yakin Jokowi juga seperti Gus Dur bisa mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Seperti menolak kedatangan kembali eks ISIS yang bisa menggangu Pancasila," demikian Ara.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan