Kamis, 4 September 2025

Pimpinan Komisi X DPR Prihatin Terjadinya Perundungan Terhadap Siswi Kelas 8 SMP di Purworejo

Menurut dia, peristiwa perundungan yang menjurus kekerasan masih sering terjadi di sekolah, akibat pengawasan kurang ketat.

Editor: Johnson Simanjuntak
Istimewa/Tribunjateng.com
Screenshot video aksi bully siswi oleh siswa di SMP Muhammadiyah Butuh Purworejo, belum lama ini 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi menyesalkan kembali terjadi terjadinya perundungan (bullying) mengarah ke tindak penganiayaan dialami siswi kelas 8 SMP Muhamadiyah, Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo.

Apalagi perundungan itu dialami siswi penyandang disabilitas.

Menurut dia, peristiwa perundungan yang menjurus kekerasan masih sering terjadi di sekolah, akibat pengawasan kurang ketat.

"Sering terjadi di sekolah itu akibat pengawasan kurang ketat, sehingga bullying mengarah kekerasan kerap terjadi," ujar politikus Demokrat ini saat ditemui Tribunnews.com, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (13/2/2020).

Kurang ketatnya pengawasan dari sekolah itu terjadi salah satunya karena banyak kasus guru yang terancam hukum, jika melakukan tindakan tegas kepada murid.

Baca: Cegah Aksi Bullying, Syaiful Huda Minta Sekolah Tingkatkan Pengawasan

"Akibatnya guru jadi enggan bersikap kepada siswa. Dan siswa jadi tidak takut kepada guru dan biasanya informal leader jadi lebih berkuasa," jelas Dede Yusuf

Dia menilai, perlu pendekatan intensif dilakukan semua pihak di dunai pendidikan mulai dari lingkungan sekolah.

Selain juga sanksi tegas dari sekolah diperlukan untuk mencegah terjadinya aksi-aksi perundungan.

"Diskusi tentang perundungan harus dilakukan rutin di sekolah agar murid lebih terbuka, dan ketegasan sanksi dari sekolah masih diperlukan. Jika perlu ada CCTV di ruang kelas," tegas Dede Yusuf.

Baca: Gerak Cepat Tangani Bullying, Ganjar Trending

Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda juga menyayangkan aksi bullying yang menimpa seorang siswi di sekolah swasta daerah Purworejo, Jawa Tengah.

Di berharap dikemudian hari aksi bullying hingga kekerasan tidak terjadi lagi di dunia pendidikan khususnya di sekolahan.

"Kami sangat perihatin atas kejadia itu dan Tindak bullying atau kekeresan harus segera di stop, tidak boleh terjadi di kemudian hari," kata Syaiful, Kamis (13/2/2020).

Agar kasus bullying tak lagi terjadi, Syaiful ingin pengawasan di level sekolah harus ditingkatkan. Baik guru hingga kepala sekolah harus aktif melakukan pengawasan agar kasus-kasus seperti ini tak kembali terulang.

Dia pun mendorong di setiap sekolah dibentuk sebuah zona zero bullying guna mencegah bullying dan menangani siswa yang menjadi korban.

Baca: Andre Rosiade Bantah Aksi Grebek PSK Berbau Politis: Saya Peraih Suara Terbanyak di Dapil Sumbar 1

"Sistem zona zero bullying di sekolah ini harus diaktifkan dengan cara pengawasan di sekolah dan harus ditingkatkan. Saya khawatir sekolah-sekolah relatif tidak punya perangkap atau prosedur mekanisme apa yang harus dilakukan menyangkut soal fenomena yang semakin banyak ini," tuturnya.

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan