Arab Saudi Tangguhkan Visa Umrah
Bisnis Travel Berpotensi Rugi Rp 2 Triliun Akibat Penangguhan Pelaksanaan Umrah
Penangguhan pelaksanaan umrah di Mekah serta kunjungan ke Masjid Nabawi berdampak pada potensi penerimaan penjualan hingga mencapai Rp 2 triliun.
Editor:
Dewi Agustina
"Terkait akomodasi, mitra kita sudah berhubungan baik hanya saja kemarin yang belum sempat terpecahkan adalah masalah visa karena visa besar biayanya sekitar 195 hingga 200 dolar AS, karena akan habis selama 15 hari. Kalo harus proses ulang lagi tentunya ada biaya tambahan," ujar Joko.
"Menag dan Menlu sudah melakukan koordinasi dengan Dubes Arab di Jakarta. Karena visanya adalah visa elektronik. Jadi yang sudah ada visa tapi belum bisa masuk ke Arab bisa dibuat kembali tanpa biaya," ujarnya.
Tak Sebanding
Beragam respon baik pro dan kontra muncul dari para pengusaha travel umrah-haji terkait kebijakan penghentian sementara jemaah umrah oleh Arab Saudi akibat virus corona.
Namun, Direktur PT Usaha Berkah Persada (UBEPE) Elly Lubis rela merugi.
Elly mengatakan, kerugian yang akan dialami perusahaannya cukup besar, tetapi kebijakan Saudi dilihatnya untuk menyelamatkan jutaan manusia di seluruh dunia.
Baca: Wanita Penabrak Perempuan Hamil hingga Tewas Tak Ditahan, Polisi: Pelaku Minta Maaf & Beri Rp70 Juta
Baca: Bawakan Cinta Sejati untuk Kali Kedua, BCL Sempat Terhenti tapi Tegar di Depan Noah yang Menatapnya
Perempuan yang sudah 17 tahun menggeluti usaha travel umrah-haji tersebut menilai kerugian materi tak sebanding dengan kesedihan dari para keluarga korban virus corona.
"Tentulah kita rugi, namun itu tidak sebanding dengan sakit yang dialami saudara kita yang mengidap virus corona, serta kesedihan yang dirasakan ribuan orang yang keluarganya meninggal dunia karena corona," ujar Elly, ketika dihubungi, Sabtu (29/2/2020).
Elly memahami keresahan yang dialami para pengusaha travel dan jemaah.

Namun jika melihat secara komperehensif, baginya kebijakan tersebut bagian dari pencegahan dan juga untuk keselamatan jemaah.
"Kita bisa memahami kebijakan ini. Justru jika dipaksakan berangkat, kemudian membawa virus corona atau terkena virus corona akan menular kepada jemaah lain dari berbagai negara," kata dia.
"Ini bukan umrahnya dibatalkan, namun ditunda karena peristiwa luar biasa yang tidak kita duga sebelumnya. Ibaratnya seperti orang yang berniat salat berjemaah di masjid, namun tiba-tiba ada hujan besar, Allah maha mengetahui dan membalas niat baik hambanya," imbuh Elly.

Di sisi lain, Elly berharap agar Pemerintah Saudi mengimbau pengusaha hotel, jasa catering, hingga penyewaan bus untuk dapat memberikan jadwal ulang dan pengembalian biaya yang sudah dikirimkan (refund).
Hal itu mengingat kondisi finansial yang berbeda-beda dari tiap pengusaha travel umrah-haji.
Elly turut berharap pihak maskapai penerbangan dapat menyediakan armada tambahan jika Pemerintah Saudi sudah mencabut kebijakan ini.
"Kalau boleh usul, jika Pemerintah Saudi sudah mencabut larangan, pihak maskapai menambah pesawat sehingga ketertundaan pemberangkatan umrah yang dialami jamaah tidak terlalu lama," tandasnya. (larasati/vincentius/tribunnetwork/cep)