Virus Corona
UPDATE Berita Corona Indonesia - Tambah 8 Kasus Menjadi 27 Pasien, Berikut Rinciannya
Juru Bicara Penanganan Corona di Indonesia Yurianto mengumumkan kasus Covid-19 bertambah 8 kasus,sehingga total jadi 27 pasien. Berikut ini rinciannya
Penulis:
Rica Agustina
Editor:
Ayu Miftakhul Husna
"Kemudian nomor kode 27, pasien berjenis kelamin laki-laki berusia 33 tahun, WNI, kondisi stabil, kami menduga ini local transmission yang sedang kami tracking darimana ini sumbernya."
"Karena bukan imported case dan tidak jelas bagian dari cluster yang lain," papar Yurianto masih melansir sumber yang sama.
Mayoritas Pasien Corona di RI Imported Case, Achmad Yurianto: Gambaran Health Alert Card Kita Jalan
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19), Achmad Yurianto menanggapi terkait sejumlah kasus positif Covid-19 merupakan imported case.
Imported case adalah orang positif Covid-19 yang tertular dari luar negeri.
Yuri menuturkan, adanya kasus imported case ini menunjukan bahwa Kartu Kewaspadaan Kesehatan atau Health Alert Card (HAC) di Indonesia berjalan dengan baik.
Hal ini ia sampaikan dalam program OPSI yang videonya diunggah di YouTube metrotvnews, pada Senin (9/3/2020).
Sebelumnya, Yuri mengatakan bahwa adanya penambahan pasien positif Covid-19 ini membuktikan keseriusan pemerintah dalam menanggulangi penyebaran virus tersebut.
"Ini gambaran bahwa keseriusan kami untuk melakukan contact tracing inilah yang kita dapatkan," kata Yuri.
"Jadi betul klaster yang awal yakni Jakarta, kita telusuri siapa yang menjadi kontak dekatnya," imbuhnya.
"Kemudian kita dapatkan dan langsung dilakukan pemeriksaan," jelas Yuri.
Baca: Italia Lockdown Akibat Virus Corona, Berikut Langkah yang Diambil Kemenlu RI
Baca: Dapat Komplain, Pemerintah Tidak Akan Ungkap Identitas 2 WNA yang Positif Virus Corona di Indonesia
Lebih lanjut, Yuri menyinggung terkait kasus imported case yang dideteksi oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Sementara yang imported case ini gambaran bahwa health alert card kita jalan," ujar Yuri.
"Semua orang yang datang ke Indonesia siapapun dia, termasuk WNI dari daerah yang kita yakini terjadi endemi, maka kita minta mereka untuk mewaspadai diri," imbuhnya.
"Pada saat mereka masuk emang tidak sakit, sehingga thermal scan dan sebagaimana tidak bisa mendeteksi," jelasnya.