Virus Corona
Solo Ada Positif Corona, Dewas RS: Jangan Panik, Dinkes Tracking
Masyarakat diminta tidak panik pasca dikonfirmasinya pasien yang meninggal dunia di RSUD Moewardi Solo, Rabu (11/3/2020) positif virus corona.
Penulis:
Wahyu Gilang Putranto
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Masyarakat diminta tidak panik pasca dikonfirmasinya pasien yang meninggal dunia di RSUD Moewardi Solo, Rabu (11/3/2020) positif covid-19 atau virus corona.
Hal itu disampaikan Dewan Pengawas RSUD Dr Moewardi Surakarta, Prof. Dr. Reviono, dr. Sp. P.
Reviono mengungkapkan, Dinas Kesehatan akan melakukan tracking dengan siapa saja pasien yang meninggal tersebut melakukan kontak.
"Tidak perlu khawatir, karena yang pernah kontak dengan pasien positif corona virus akan dicari Dinas Kesehatan," ujar Reviono saat dihubungi Tribunnews, Jumat (13/3/2020).
Sementara itu Reviono tidak dapat memberi informasi lebih lanjut mengenai kondisi pasien yang meninggal karena virus corona.
"Mengikuti info dari Jubir Kemenkes untuk corona. Masalah keadaan pasien corona, penjelasan satu pintu dari Kadinkes Jateng atau diwakilkan ke Direktur RS Moewardi," ungkapnya.
Baca: Etika Batuk dan Bersin yang Benar Agar Cegah Virus Corona
Pernyataan Dinas Kesehatan
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo telah menyiapkan langkah tracking jika pasien meninggal di RSUD Moewardi Solo positif corona.
"Langkah yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah adalah dengan melakukan tracking contact," ungkapnya, Kamis (12/3/2020) malam dilansir Tribun Jateng.
Langkah tracking contact tersebut menurut Yulianto dalam istilah medis disebut Penyelidikan Epidemologi (PE).
"Itu akan kami tracking siapa saja yang pernah kontak, mulai kontak pertama, kedua, dan selanjutnya," tuturnya.
Dia menyebutkan, untuk orang yang pernah kontak dengan korban akan ditetapkan sebagai Orang Dalam Pengawasan (ODP).
"Semakin cepat hasil pemeriksaan ini kami dapat, semakin cepat kami akan melakukan PE," katanya.
Menurutnya, meski hasil lab belum keluar, untuk penyelidikan epidemologi sudah dilakukan.
"Namun, kami belum bisa melakukan tindakan apa-apa. Maka, hasil pemeriksaan ini akan kami tanyakan langsung ke pusat malam ini," tuturnya.
Mengenai keluarga, pihaknya akan melakukan pemantauan.
"Hal itu memang prosedur biasa yang kami lakukan untuk mencegah. Jadi, itu hal biasa untuk penyakit-penyakit menular."
"Tentunya, diutamakan pada, misalnya, untuk demam berdarah itu juga kami lakukan penyelidikan epidemologi, hiv-aids, tbc, dan penyakit-penyakit menular lain kami lakukan," ungkapnya.
Baca: Koalisi Masyarakat Sipil Minta Pemerintah Perbaiki Pola Komunikasi Terkait Penanganan Corona
Penyakit yang Menyertai
Yulianto mengungkapkan meninggalnya pasien positif corona dikarenakan penyakit yang menyertainya.
"Menurut teori katanya, meninggalnya karena penyakit penyertanya. Misalkan, pneumonia kadang itu bukan karena hanya virus, tapi juga karena infeksi bakteri yang lain," tuturnya.
Imbauan Presiden Jokowi
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, masyarakat perlu meningkatkan pencegahan virus corona.
"Meningkatkan imunitas, melalui olahraga yang teratur dan makanan bergizi," ungkap jokowi dalam konferensi pers, Jumat (13/3/2020) dilansir siaran langsung Kompas TV.

Jokowi juga mengungkapkan agar masyarakat tidak stress.
"Juga jangan sampai stress karena itu mengganggu imunitas tubuh," ungkap Jokowi.
Jokowi juga meminta seluruh elemen bangsa untuk memberi dukungan positif.
"Saya mengajak elemen bangsa bekerja keras, memberi dukungan, energi positif untuk melawan virus corona." ungkapnya.
Setiap masyarakat disebut Jokowi bisa berperan untuk menghadapi virus corona.
"Setiap kita pasti memilki peranan penting untuk menghadapi virus corona," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P) (Tribunjateng.com/Muhammad Sholekan)