Pilpres 2024
Survei Cyrus Network soal Capres 2024: Prabowo Teratas, Disusul Sandi, Anies di Bawah Ganjar Pranowo
Disusul pengusaha Sandiaga Uno (18,8 persen), Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (13,2 persen), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (13,0 persen)
Penulis:
Glery Lazuardi
Editor:
Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Cyrus Network memaparkan tingkat elektabilitas tujuh tokoh nasional untuk bursa calon Presiden 2024.
Hasilnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berada di urutan pertama mencatatkan tingkat elektabilitas 23,8 persen.
Baca: Hingga Saat Ini Prabowo-Puan Disebut Kandidat Terkuat untuk 2024, PDIP Masih Teratas
Setelah itu, disusul pengusaha Sandiaga Uno (18,8 persen), Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (13,2 persen), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (13,0 persen).
Lalu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (8,2 persen), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parwansa (5,8 persen), dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian (3,0) persen.
Sedangkan, sebanyak 3,2 persen tidak menjawab atau rahasia, 8,8 persen belum menentukan, dan 2,2, persen tidak memilih.
CEO Cyrus Network, Eko Dafid Alfianto, mengatakan di simulasi tujuh nama, Ganjar Pranowo mendapatkan kenaikan elektabilitas sangat signifikan. Bahkan, kata dia, sedikit lebih unggul daripada Anies.
"(Tingkat elektabilitas,-red) Anies bisa jadi, karena efek banjir," kata dia, pada saat memaparkan hasil survei itu di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Jumat (13/3/2020).
Selain banjir, kata dia, permasalahan di ibu kota negara yang belum selesai juga menggerus elektabilitas mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut.
"Beberapa persoalan penting di DKI Jakarta, seperti kontroversi beberapa item dalam penyusunan APBD dan banjir di awal tahun sepertinya menjadi faktor penyebabnya. Sebab, persoalan-persoalan di DKI juga menjadi perhatian masyarakat Indonesia secara keseluruhan," tambahnya.
Untuk diketahui, Cyrus Network mengadakan survei nasional dengan 1230 responden pada 24-30 Januari 2020.
Survei ini menguji beberapa isu paling aktual soal politik dan pemerintahan.
Baca: Apresiasi Yunarto untuk Anies soal Virus Corona: Thanks Pak Gub
Tingkat kepercayaan survei sebesar 95 persen dan margin of error sebesar 2,85 persen.
Responden tersebar di 123 kelurahan/desa di 34 provinsi di Indonesia.
Survei IPO soal peluang capres

Lembaga riset Indonesia Political Opinion (IPO) merilis hasil survei tokoh yang memiliki elektabilitas untuk maju dalam pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pada Pemilu 2024.
Berdasarkan hasil survei IPO, terdapat sejumlah tokoh baru yang memiliki elektabilitas untuk maju dalam Pilpres 2024.
Baca: Tak Lagi Masuk Daftar Orang Terkaya, Sandiaga Uno Mengaku Danai Pilgub DKI Jakarta dan Pilpres 2019
"Pada 2024 ada dominan persepsi publik bahwa tokoh baru harus muncul agar permasalahan saat ini tersolusikan," ujar Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah di D'Consulate, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta, Jumat (14/3/2020).
Survei IPO menyebut mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mendapatkan 88,1 persen.
Sementara Agus Harimurti Yudhoyono dengan indeks persepsi 84,6 persen, disusul Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dengan indeks persepsi 47,3 persen.
Sementara tokoh lama yang masih memiliki elektabilitas tinggi adalah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan indeks persepsi 92,6 persen.
Disusul Menko Polhukam Mahfud MD 55 persen, dan politikus PKS Hidayat Nur Wahid.
Dedi menyebut sosok Prabowo masih memiliki elektabilitas tinggi karena pernah terpilih sebagai menteri paling dipercaya publik.
Meski begitu, Dedi menilai peningkatan suara Prabowo tidak akan lebih tinggi dibanding kompetitornya.
"Prabowo menteri paling dipercaya publik. Semeningkat apapun peningkatan suara Prabowo, akan tetap lebih tinggi kompetitornya," tutur Dedi.
Seperti diketahui, survei ini melibatkan 1.600 responden dengan tingkat kepercayaan sebesar 97 persen.
Baca: Mahfud MD Sindir Susi Karena Banyak Kapal Mangkrak di Natuna, Fahri Hamzah Bereaksi: Tak Elok
Sementara margin of error pada survei ini sebesar 4,5 persen di 27 Provinsi di Indonesia.
Survei ini digelar sejak 10 Januari hingga 31 Januari 2020.