Virus Corona
Sanksi Bagi ASN yang Nekat Mudik, Tunda Kenaikan Gaji dan Pangkat hingga Pemberhentian Tidak Hormat
Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Aparatur Sipil Negara (ASN) akan mendapatkan sanksi bila nekat mudik.
Editor:
Hasanudin Aco
Achmad Yurianto menegaskan, banyak risiko penularan Virus Corona yang dapat terjadi saat seseorang pulang kampung atau mudik.
Menurut Yurianto, risiko penularan dapat terjadi saat pemudik memulai perjalanannya dari kota ke kampung halaman.
"Selalu kami katakan bahwa risikonya terlalu tinggi kalau kita harus bepergian dalam situasi yang seperti ini," ujar Yurianto di Kantor BNPB, Jakarta, Senin (6/4/2020).
Menurut Yurianto, ada rangkaian perjalanan yang ditempuh seseorang selama mudik.
Selama perjalanan, pemudik berpotensi besar bertemu orang yang berisiko menularkan atau tertular Virus Corona dari kita.
Penularan bisa terjadi di terminal atau stasiun, jika kita memilih mudik menggunakan transportasi umum.
Risiko penularan dapat berlanjut saat kita berada di dalam kendaraan umum.
"Begitu sampai terminal, saya akan bertemu banyak orang yang saya enggak tahu apakah mereka sakit atau tidak."
"Begitu saya naik kendaraan, saya juga enggak tahu yang seperti apa di dalam kendaraan," beber Yurianto.
"Apalagi kendaraan bus yang tertutup dengan AC."
"Ya sirkulasi udara di situ yang berputar di situ saja," tambah Yurianto.
Selain itu, penularan juga bisa terjadi ketika droplet pemudik yang terjangkit Virus Corona menempel pada bagian transportasi umum.
Menurutnya, hal ini dapat menjadi media penularan bagi pemudik.
"Katakan ada orang yang lain sakit dan sebagainya, batuk, mengenai kursi tempat duduk dan sebagainya, pintu kita pegang."
"Sangat mungkin kita berisiko tertular," tutur Yurianto.
Penyebaran Virus Corona oleh pemudik tidak hanya berhenti ketika seseorang dalam perjalanan.
Penyebaran juga dapat terjadi ketika seseorang tersebut sudah berada di kampung halaman.
Yurianto mengatakan proses penularan Virus Corona dapat terjadi saat seseorang makan bersama dengan keluarga.
"Kemudian katakan yang sederhana, namanya pulang kampung sama-sama makan bareng-bareng dalam satu meja."
"Kita batuk, mencemari alat makan yang lain, rak sendok, semua akan menggunakan itu, pasti akan menyebar," beber Yurianto.
56 Persen Warga Takkan Mudik
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Doni Monardo mengatakan, sebanyak 56 persen warga di perkotaan tidak akan mudik.
Hal itu berdasarkan data yang disampaikan Plt Menteri Perhubungan Luhut Pandjaitan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Data itu disampaikan Doni Monardo seusai menggelar rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (6/4/2020).
"Dari data yang tadi dilaporkan Menko Maritim Investasi sebagai Plt Menhub, bahwa dari data yang berhasil dikumpulkan, sebanyak 56 persen masyarakat sudah sadar."
"Sudah tahu tentang bahaya Covid-19. Dan 56 persen menyatakan tidak akan mudik," ungkap Doni Monardo.
Sementara, menurutnya terdapat 37 persen masyarakat yang belum mudik, dan 7 persen masyarakat sudah terlanjur mudik.
Bagi yang sudah terlanjur mudik, Doni Monardo hanya menyarankan kepada pimpinan daerah agar berdayakan pada sektor pekerjaan di bidang pertanian, peternakan, dan perikanan.
"Program yang bisa meningkatkan ketahanan pangan nasional," katanya.
Sejauh ini, menurut Doni Monardo, sejumlah pemerintah daerah telah menyiapkan diri dengan menerapkan protokol kesehatan pada warga yang baru tiba dari perkotaan.
Salah satunya, menerapkan isolasi mandiri kepada warga.
"Kepala desa bisa memanfaatkan karang taruna kemudian posyandu dan juga unsur TNI-Polri seperti Babinkamtibmas dan Babinsa."
"Untuk bersama-sama melakukan isolasi mandiri bagi warga yang baru tiba."
"Di beberapa daerah sudah berjalan."
"Dan saya selaku kepala gugus tugas menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para kepala desa, kepada lurah, dan juga kepada daerah-daerah yang sudah melakukan hal ini," ucapnya. (Kompas.com/Antaranews/Fahdi Fahlevi/Taufik Ismail)