Selasa, 7 Oktober 2025

Virus Corona

Wawancara Tito Karnavian: Nekat Mudik, Jangan Sampai Kita Jadi Pembunuh di Kampung Halaman

Tito Karnavian menegaskan, kalau memang bisa dibatasi, batasi. Siapkan tempat karantina. Tapi risikonya melakukan karantina ini harus diberi makan.

Editor: Choirul Arifin
Tribunnews.com/Larasati Dyah Utami
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (9/3/2020). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 membuat sibuk semua menteri di pemerintahan Jokowi-Maruf Amin, termasuk pula Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.

Kepada Tribunnews dalam sesi wawancara eksklusif, Tito Karnavian dengan blak-blakan mengakui tidak bisa memprediksi kapan wabah mematikan tersebut akan berakhir di Indonesia, karena hingga saat ini belum ditemukan vaksin untuk mengobati Covid-19.

“Satu pun belum ada yang bisa prediksi kapan akan selesai. Akan selesai bila ditemukan vaksin. Sampai sekarang belum ditemukan. Kita bukan pesimistis tapi melihat realita,” ujar Tito Karnavian dalam Talk Show di Sumsel Viritual Fest 2020 yang disiarkan Tribun Sumsel dan Sriwijaya Post secara live di Youtube, Instagram, dan Facebook, Senin (20/4), pukul 14.00 WIB.

Berikut cupilkan wawancara eksklusif Tito Karnavian dengan Pemimpin Redaksi Tribun Sumsel dan Sriwijaya Post, L Weny Ramdiastuti;

Menurut Anda apakah sebaiknya daerah-daerah melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB)?

Kalau menurut saya hampir semua daerah yang dianggap rawan tentunya perlu melakukan PSBB.

Sumatera Selatan (Sumsel) ini terbilang rawan, karena dikelilingi berbagai wilayah seperti Jambi, Lampung, Bengkulu dan lain-lain. Jadi sangat muda tertular dari berbagai wilayah.
Kita tidak tahu penumpang yang datang dari berbagai wilayah itu bagaimana.

Beda halnya seperti Babel, Kepri dan lain-lain yang termasuk sebuah pulau.

Jadi PSBB ini bisa dibilang jalan tengah. Mengapa lockdown tidak dilakukan karena kalau lockdown itu akan berdampak pada ekonomi, orang tinggal di rumah aja, resto tutup, hotel tutup, pabrik tutup dan lain-lain.

Apa imbauan Anda kepada masyarakat?

Ada dua pesan saya. Masyarakat jangan mudik. Kita tidak tahu positif atau negatif, yang hanya bisa dibuktikan dengan SWAB. Kalau kita terinfeksi lalu mudik, sama saja kita membunuh saudara-saudara kita.

Sama seperti jadi pembunuh tapi tidak pakai lading (pisau). Kalau pakai lading langsung mati, tapi kalau ini berproses.

Baca: Anggota DPR Minta Warga Diperbolehkan Mudik: Luhut Tegaskan Tidak Bisa!

Untuk Pemerintah sudah ada arahan dari Presiden, Menteri Keuangan, Mendagri dan lain-lain.

Agar serius menangani Covid-19 dan anggaranya difokuskan tiga hal yaitu memperkuat kapasitas kesehatan, tenaga medis diberikan pengaman APD masker, didukung vitamin dan lain-lain.

Menurut Anda, bagaimana pandemic Covid-19 yang saat ini melanda dunia, termasuk Indonesia?

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved