Virus Corona
Menristek Nilai Keberadaan Robot RAISA Bantu Kurangi Kebutuhan APD di Indonesia
Karena aturan pemakaian APD yang sekali pakai, mau tak mau tenaga medis Indonesia akan menggunakan begitu banyak APD setiap harinya.
Penulis:
Vincentius Jyestha Candraditya
Editor:
Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro menilai keberadaan robot RAISA (Robot Medical Assistant ITS-UnAir) akan membantu mengurangi kebutuhan alat pelindung diri (APD) di Indonesia.
Karena aturan pemakaian APD yang sekali pakai, mau tak mau tenaga medis Indonesia akan menggunakan begitu banyak APD setiap harinya.
Bambang mengatakan robot RAISA dapat menggantikan tenaga medis dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Sehingga kebutuhan APD bagi tenaga medis pun akan berkurang dengan sendirinya.
"Pandemi Covid-19 membuat kebutuhan APD yang luar biasa banyak. Karena sampai saat ini menurut aturan Kemenkes adalah APD tetap sekali pakai. Bayangkan kalau tenaga medis harus berinteraksi terus menerus, begitu banyak APD yang dibutuhkan," ujar Bambang, dalam webinar 'Melindungi Tenaga Kesehatan dari Risiko Penularan Covid-19 dengan Robot RAISA' secara daring, Kamis (14/5/2020).
"Sehingga keberadaan robot ini juga membantu mengurangi kebutuhan APD yang memang luar biasa banyak," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Airlangga (UnAir) berkolaborasi dan membuat robot RAISA (Robot Medical Assistant ITS-UnAir).
Robot RAISA merupakan robot yang mampu memberikan pelayanan kepada pasien yang sedang diisolasi seperti mengantar makanan, pakaian, maupun obat-obatan.
Terkini, robot tersebut memiliki berbagai fitur seperti camera resolusi tinggi 360 derajat, sensor suhu, kadar oksigen, denyut jantung dan infus, yang dapat dipergunakan pada dua ruang rumah sakit yaitu Intensive Care Unit (ICU) dan High Care Unit (HCU).
Terkait hal itu, Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro mendukung agar robot RAISA tersebut diperbanyak untuk melindungi tenaga medis dari risiko tertular Covid-19.
"Robot RAISA adalah produk yang sudah ada dalam list Kemenristek dan diharapkan dapat diperbanyak. Kita mendukung penuh upaya pengembangan ini dan tentunya harus ada pemakaian yang lebih banyak lagi di berbagai rumah sakit," ujar Bambang, dalam webinar 'Melindungi Tenaga Kesehatan dari Risiko Penularan Covid-19 dengan Robot RAISA' secara daring, Kamis (14/5/2020).
Bambang mengungkap tenaga medis sangat berisiko terpapar atau tertular Covid-19 karena berinteraksi langsung dengan pasien setiap harinya.
Oleh karenanya, ITS-UnAir mengembangkan robot RAISA dalam waktu singkat agar mampu memberikan keamanan dan kenyamanan tenaga medis.
Bahkan, kata Bambang, fitur tambahan juga dikembangkan oleh mereka untuk mempermudah kinerja tenaga medis.
"Saya yakin teman-teman ITS-UnAir mempercepat dan memperbanyak fiturnya agar tenaga medis bisa mengurangi interaksi tanpa mengurangi kualitas kepada pasien," jelasnya.
"Mereka tidak sekedar mengembangkan teknologi robot, tapi dibuat semakin canggih dengan tambahan fitur yang tidak hanya melayani kebutuhan dasar pasien. Namun juga sudah masuk kepada ranah maupun pemeriksaan medis yang berlangsung juga dengan robot tersebut," imbuh Bambang.