Selain di Jamur Enoki, Bakteri Listeria juga Ada di Makanan Berikut Ini, Begini Cara Pencegahannya
Selain di Jamur Enoki, Bakteri Listeria juga ditemukan di makanan berikut ini. Ini langkah yang dilakukan untuk menghindari terinfeksi Listeriosis.
Penulis:
Arif Tio Buqi Abdulah
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Jamur enoki ramai dibicarakan orang menyusul temuan bakteri listeria dalam jamur tersebut.
Bakteri listoria menjadi penyebab dari wabah listeria yang melanda beberapa negara, diantaranya Amerika Serikat, Kanada, dan Australia, beberapa waktu lalu.
Bakteri tersebut ditemukan di dalam makanan berupa jamur enoki dari Korea Selatan.
Atas kasus tersebut, Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (BKP Kementan) telah memusnahkan jamur enoki yang berasal dari Korea Selatan.
Kementan juga memerintahkan importir jamur enoki dari Green Co Ltd, Korea untuk melakukan penarikan dan pemusnahan.
Baca: 5 Fakta Jamur Enoki dan Bakteri Listeria, Biasa Ada di Masakan hingga Bakteri Bisa Dihilangkan
Baca: Tercemar Bakteri Listeria, Jamur Enoki Dimusnahkan Kementan
Apa Itu Bakteri Listeria
Melansir situs Badan Pom, bakteri listeria merupakan bakteri gram positif yang dapat tumbuh baik di tempat aerob (dengan adanya oksigen) maupun anaerob (tanpa adanya oksigen).
Bakteri ini dapat hidup di berbagai lingkungan seperti tanah, air dan di pakan ternak yang terbuat dari daun-daunan yang difermentasi.
Bakteri dengan nama latin Listeria monocytogenes ini tidak membentuk spora, dan sangat kuat terhadap panas, asam dan garam.
Bakteri ini tahan terhadap pembekuan sehingga masih dapat berduplikasi di suhu dingin seperti di lemari pendingin (suhu 4-10 derajat celcius).
Bakteri ini masuk kedalam tubuh manusia melalui makanan yang terkontaminasi bakteri listeria.
Baca: Jamur Enoki Penyebab Wabah Listeria yang Tewaskan 4 Orang dan 31 Diopname
Baca: Pejabat Beijing Nyatakan Wabah Virus Corona di Bawah Kendali
Sumber Bakteri Listeria
Bakteri Listeria tak hanya ditemukan di jamur enoki saja, beberapa kasus sebelumnya dilaporkan bakteri ini juga ditemukan di berbagai jenis makanan.
Dikutip dari foodsafety.gov, bakteri listeria juga pernah ditemukan dalam buah, produk susu, hingga hewan ternak dan unggas.
Beberapa makanan yang menjadi patut diperhatikan terkait kemunculan bakteri listeria di antaranya:
- Susu dan produk susu yang tidak dipasteurisasi.
- Keju lunak dibuat dengan susu yang tidak dipasteurisasi, seperti queso fresco, feta, Brie, Camembert.
- Buah dan sayuran mentah (seperti kecambah).
- Daging deli dan hot dog siap saji.
- Pate atau daging yang didinginkan
- Makanan laut asap didinginkan
- Daging, unggas dan ikan mentah atau kurang matang
Baca: Apa Saja Kandungan Jamur Enoki? Ada Kalori hingga Berbagai Macam Nutrisi, Ini Informasi Lengkapnya
Cara Menghindari Terinfeksi Bakteri Listeria
Berikut ini beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk menghindari terinfeksi dari Bakteri Listeria.
- Masaklah makanan yang akan dikonsumsi, karena bakteri ini akan mati pada suhu 75 derajat celcius.
- Cuci sayuran dan buah mentah sebelum makan.
- Pisahkan daging mentah dari sayuran, makanan yang dimasak, dan makanan siap makan dalam penyimpanannya.
- Cucilah tangan sebelum dan sesudah menyiapkan makanan dan setelah memegang hewan.
- Cuci peralatan masak, berupa alat atau alas pemotong, yang telah digunakan untuk daging mentah, unggas, produk-produk hewani sebelum digunakan pada produk makanan lainnya.
Gejala dan Orang yang Bersiko
Listeria dapat menyebabkan demam dan diare yang mirip dengan kuman bawaan makanan lainnya, tetapi infeksi Listeria jenis ini jarang didiagnosis.
Orang yang berisiko dengan infeksi listeriosis adalah orang dewasa berusia 65 tahun ke atas.
Selain it, wanita hamil dan bayi mereka.
Orang yang sistem kekebalannya melemah karena penyakit atau perawatan medis juga berisko terhadap infeksi bakteri ini.
Gejala pada orang dengan listeriosis invasif, artinya bakteri telah menyebar ke luar usus, termasuk:
Untuk wanita hamil: demam, kelelahan dan nyeri otot. Wanita hamil mungkin juga tidak memiliki gejala tetapi mengalami kematian janin, persalinan prematur, atau infeksi pada bayi baru lahir.
Untuk semua yang lain, leher kaku, kebingungan, kehilangan keseimbangan, dan kejang-kejang di samping demam dan nyeri otot.
(Tribunnews.com/Tio)