Kamis, 9 Oktober 2025

738 Ribu Ton Garam Rakyat Tidak Terserap Industri, Jokowi ke Menteri : Pikirkan Solusinya

"Data per 22 September, masih 738 ribu ton garam rakyat yang tidak terserap oleh industri kita," ucap Jokowi.

Biro Pers Setpres/Muchlis JR
Presiden Joko Widodo meninjau tambak garam di Desa Nunkurus, Kecamatan Kupang Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Rabu (21/8/2019). Presiden didampingi oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti besarnya angka produksi garam rakyat yang tidak terserap oleh industri di Indonesia.

Menurut data yang diterima Presiden, sebanyak 700 ribuan ton garam rakyat tidak terserap oleh industri. 

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat memimpin rapat terbatas terkait Percepatan Penyerapan Garam Rakyat melalui siaran YouTube Sekretariat Presiden, Senin (5/10/2020).

"Data per 22 September, masih 738 ribu ton garam rakyat yang tidak terserap oleh industri kita," ucap Jokowi.

Baca: Petani Garam di Lamongan Menjerit, Harga Garam Hancur Berkisar Rp 200-300 per Kilogram

Baca: Pria Ini Hilang 8 Hari di Hutan Perbatasan Malaysia, Hanya Berbekal Garam dan Air, Ini Kisahnya

Petani garam di Desa Majungan, Kecamatan Pademawu, Pamekasan sudah ada yang panen dua kali, namun garam mereka belum dibeli PT Garam.
Petani garam di Desa Majungan, Kecamatan Pademawu, Pamekasan sudah ada yang panen dua kali, namun garam mereka belum dibeli PT Garam. (KOMPAS IMAGES)

Presiden Jokowi pun meminta agar permasalahan tersebut segera dicarikan jalan keluar.

Pasalnya, akan ada lebih banyak lagi garam rakyat yang tidak terpakai oleh industri.

Terlebih, industri dalam negeri juga mengejar kualitas demi menenuhi standar pasar.

"Masih rendahnya kualitas garam rakyat sehingga tidak memenuhi standar untuk kebutuhan industri," kata Jokowi.

"Ini agar dipikirkan solusinya sehingga rakyat garamnya bisa terbeli," jelasnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved