Fenomena La Nina Diprediksi Bakal Menerjang, Kades Hingga Camat Diminta Waspada
Indeks El Nino-Southern Oscillation (ENSO) menunjukkan suhu permukaan laut di wilayah Pasifik tengah dan timur dalam kondisi dingin
“Sosialisasikan informasi kepada masyarakat dengan bijak, jangan menakuti-nakuti,” kata Lilik.
Lilik mengatakan, gunakan bahasa yang mudah dipahami untuk menerjemahkan
informasi cuaca sehingga pesan sampai pemangku kepentingan di tingkat kecamatan
maupun masyarakat.
Beberapa kanal informasi dapat diakses oleh aparat kecamatan,
kelurahan dan desa, bahkan di tingkat keluarga dengan beberapa kanal, seperti
teknologi informasi dari BNPB dan BMKG.
BNPB memiliki InaRISK dan juga Katalog Desa Rawa Bencana yang dapat diakses semua pihak, kemudian BMKG memiliki aplikasi Info BMKG yang dapat menginformasikan kondisi cuaca hingga tingkat
kecamatan.
Terakhir, masyarakat di tingkat kecamatan, kelurahan dan desa dapat
melakukan simulasi mandiri sesuai rencana kontinjensi yang sudah dibuat. Ini tentunya dibantu oleh BPBD kabupaten maupun kota setempat.
Pada kesempatan itu, Lilik juga mengimbau setiap keluarga untuk mengidentifikasi
risiko bencana yang ada di sekitar. Kesiapsiagaan sejak dini dibutuhkan untuk
memastikan tidak adanya korban jiwa apabila terjadi peristiwa ekstrem.
"Diskusikan dengan anggota keluarga maupun komunitas di masyarakat terkait dengan potensi ancaman bahaya yang ada di sekitar sehingga risiko bencana dapat dihindari," katanya.
Selain kesiapsiagaan di tingkat administrasi desa dan kelurahan, Lilik menyampaikan
langkah-langkah yang harus disiapkan dari tingkat provinsi hingga kabupaten dan kota.
BNPB telah meminta pihak BPBD kabupaten dan kota untuk melakukan beberapa
langkah strategi.
Pertama, rapat koordinasi kesiapsiagaan menghadapi La Nina. Beberapa hal yang
diharapkan untuk dibahas yaitu mengenai sosialisasi daerah rawan bencana,
memastikan camat, lurah dan kepala desa untuk melakukan kesiapsiagaan di daerah
masing-masing, memastikan organisasi perangkat daerah mempersiapkan sumber
daya dalam kesiapsiagaan serta operasional pusat pengendali operasi (pusdalops) di
BPBD.
Kedua, pihak BPBD dan instansi terkaut melakukan simulasi field training
exercise sesuai dengan rencana kontinjensi yang ada. Lilik tidak lupa menyampaikan
rencana tersebut juga perlu memasukkan konteks ancaman bahaya lain, seperti Covid-
19.
Ketiga, menghimpun dukungan sumber daya, khususnya sukarelawan dan dukungan
lain. Berikutnya susur sungai yang bertujuan untuk memastikan tidak ada potensi
bahaya, lalu menetapkan tempat evakuasi berbasis protokol kesehatan.
Demikian juga pada kesiapsiagaan di tingkat provinsi, Lilik meminta BPBD di tingkat provinsi untuk melakukan rapat koordinasi, khususnya menghadapi La Nina.
Ia meminta seluruh pemerintah provinsi untuk memastikan seluruh bupati dan walikota untuk melakukan
kesiapsiagaan di setiap daerah.
“Memastikan seluruh organisasi perangkat daerah provinsi sudah mempersiapkan
sumber daya dalam mendukung kesiapsiagaan,” kata Lilik.