Survei LKPI: Masyarakat Puas Penanganan Covid-19, Tapi Soroti Korupsi
Survei LKPI pada 1.225 responden, masyarakat puas penanganan Covid-19, tapi soroti korupsi kader PDIP dan Gerindra.
Penulis:
Wahyu Aji
Editor:
Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) merilis hasil survei jajak pendapat terhadap pemulihan ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19.
LKPI juga melakukan survei terkait persepsi masyarakat terhadap politik Indonesia terkini.
Survei dilakukan pada tanggal 20-27 Desember 2020, diikuti responden 1.225 orang tersebar secara proporsional di 34 provinsi di Indonesia.
Penentuan sample Metode Mix-Mode.
Baca juga: Hasil survei LKPI: 76,6 Persen Responden Puas dengan Usaha Pemulihan Ekonomi Nasional
Karena riset ini dilakukan di masa pandemi Covid-19 yang membatasi untuk melakukan wawancara tatap muka.
Survei Jajak Pendapat ini dilakukan melalui sambungan telepon terhadap responden yang dipilih secara acak.
Survei melalui telepon ini menggunakan petugas wawancara yang telah dilatih untuk mengajukan pertanyaan dan mencatat jawaban yang diberikan responden pada komputer.
Diketahui, margin of error survei sebesar kurang lebih 2,8 persen dan pada tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.
Dari temuan penelitian pada 1.225 responden sebanyak 76,6 persen merasa puas dan yakin dengan usaha pemulihan ekonomi nasional oleh pemerintah yang sangat membantu pada ekonomi rumah tangga keluarga masyarakat Indonesia akibat dampak Covid-19.
Baca juga: Rata-rata Berstatus OTG, Pasien Gangguan Jiwa di RSKD Dadi Makassar Positif Covid-19
Direktur Eksekutive LKPI Arifin Nur Cahyono mengatakan, hanya 18,7 persen yang menyatakan tidak puas usaha pemulihan ekonomi nasional oleh pemerintah karena tidak ada dampak positif terhadap keadaan ekonomi rumah tangga masyarakat sedangkan 4,7 persen tidak menyatakan apapun.
"Dari hasil survei sebanyak 71,8 persen merasa puas dengan penanganan dan penanggulangan Covid-19 oleh pemerintah," kata Arifin kepada wartawan, Sabtu (2/1/2021).
Dan sebanyak 81,7 persen responden menyatakan siap ikut program vaksinisasi Covid-19.
Lebih lanjut Arifin menjelaskan, LKPI juga mengukur kepuasan responden lewat pertanyaan, 'Dalam satu tahun terakhir, bagaimana menurut Ibu/Bapak tingkat korupsi di Indonesia saat ini, apakah meningkat, menurun, atau tidak mengalami perubahan?
Dan hasil survei terkait persepsi terhadap korupsi satu tahun terakhir.
Hasilnya, 61,8 persen responden menilai tingkat korupsi di Indonesia mengalami peningkatan.

Hal ini menunjukan bahwa persepsi korupsi di masyarakat negatif, baik di masa pandemi, hal ini juga menunjukan bahwa persepsi masyarakat terhadap upaya pencegahan dan penegakan hukum bagi pelaku korupsi semakin negatif.
"Dari hasil survei 79,8 persen responden menyatakan bahwa pelaku korupsi lebih dominan dilakukan oleh kader dan politisi parpol yang ada dipemerintahan dan legislatif," ujarnya.
Sebanyak 81,9 persen responden memberikan persepsi bahwa korupsi dilakukan oleh kader parpol
dan sebanyak 50,7 persen persepsi masyarakat menilai korupsi oleh kader untuk kepentingan pembiayaan parpol, dan sebanyak 67,7 persen untuk pribadi kader parpol tersebut.
"Dari hasil survei sebanyak 87,7 persen responden menyatakan bahwa prilaku korupsi yang dilakukan oleh kader parpol akan menjadi penilaian untuk memilih kader parpol dan parpol pengusung pada saat dilakukan pilkada maupun pemilu," ujarnya.
Baca juga: 11 Jaksa Siap Berebut Tempat Perkuat Bidang Penindakan KPK
Dari hasil survei ketika 1.225 responden diberikan pertanyaan parpol mana yang akan dipilih jika pemilu digelar hari ini maka hasil nya tingkat keterpilihan parpol adalah sebagai berikut:
*PDI Perjuangan (17, 8%)
*Partai Golkar ( 15,2℅)
*Partai Demokrat (10,8%)
*PKB (8,8%)
*NasDem (8,1%)
*PKS (6,9%)
*Gerindra (6,6%)
*PSI (4,2%)
*PAN (3,1%)
*PPP (2,9 %)
*Hanura (1,6%)
Dan lainnya dibawah 0,5 persen
"Dari kasus OTT KPK terhadap dua kader parpol ditingkatan menteri di kabinet Jokowi- Maruf Amin memberikan dampak yang signifikan terhadap tingkat pilihan masyarakat terhadap PDI Perjuangan dan Gerindra," kata Arifin.
Menurut responden Partai Golkar, Partai Demokrat, PKB, NasDem, PKS dan PSI menjadi tempat pelarian pilihan masyarakat yang sebelumnya memilih PDI Perjuangan dan Gerindra jika pemilu digelar hari ini.