Kamis, 11 September 2025

Anggota Komisi I DPR Minta Prabowo Subianto Bergerak Atasi Persoalan Papua

Anggota Komisi 1 DPR Sukamta menyesalkan sikap pemerintah yang terkesan diam atas jatuhnya kembali korban dari TNI di Papua.

Oji/Man (dpr.go.id)
Anggota Komisi I DPR RI Sukamta. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua prajurit TNI dari Yonif R 400/BR, Pratu Roy Febrianto dan Pratu Dedi Hamdani gugur dalam baku tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Intan Jaya, Papua, Jumat (22/1/2021).

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi 1 DPR Sukamta menyesalkan sikap pemerintah yang terkesan diam atas jatuhnya kembali korban dari TNI.

Sukamta pun meminta Menteri Pertahanan Prabowo Subianto Subianto segera bergerak.

Baca juga: Mensos Tri Rismaharini Kirim Tim Pastikan Kebutuhan Logistik Korban Banjir di Paniai Papua Terpenuhi

"Korban berjatuhan dari pihak TNI masih saja terjadi, ini seakan ada pembiaran dari pemerintah. Seingat saya bulan November lalu ada satu personil TNI gugur, kemudian masih dibulan ini ada satu lagi yang gugur," ujar Sukamta dalam keterangannya, Minggu (24/1/2021).

Menurutnya, terus terjadinya penembakan terhadap personel TNI-Polri, menandakan intensitas gangguan Kamtibmas di Papua masih tinggi.

"Semestinya ada upaya serius mengatasi hal ini supaya tidak ada lagi korban aparat TNI-Polri dan juga warga sipil. Kami berharap Pak Menhan Prabowo segera bergerak," ujar Sukamta.

Wakil Ketua Fraksi PKS itu juga menyoroti pendekatan pemerintah dalam mengatasi KKB yang terlalu lunak.

Baca juga: Suasana Haru Pemakaman Pratu Roy Febrianto, Prajurit TNI yang Gugur Dalam Kontak Tembak di Papua

Sehingga, kelompok separatis masih leluasa bergerak melakukan serangan kepada aparat dan warga sipil.

"Selama ini penanganan KKB terkesan setengah hati. Coba bandingkan dengan Operasi Tinombala di Poso yang berhasil menumpas kelompok Santoso. Dalam operasi tersebut pemerintah kerahkan satuan tempur yang punya reputasi handal seperti Brimob, Kostrad, Marinir, Raider, dan Kopassus secara bersamaan," kata Sukamta.

Baca juga: Dua Prajurit TNI Gugur Setelah Kontak Tembak dengan KKB di Intan Jaya Papua, Berikut Kronologinya

"Hal ini yang tidak terlihat dalam upaya tangani kelompok separatis di Papua. Dugaan saya pemerintah ragu-ragu dengan langkah lebih keras karena khawatir sorotan dunia internasional yang memandang masih adanya kasus-kasus pelanggaran HAM di Papua," sambungnya.

Karena itu, Sukamta menyarankan pemerintah melakukan langkah penyelesaian masalah di Papua secara komprehensif, dengan membentuk kementerian atau badan khusus soal Papua.

"Kenaikan dana Otonomi Khusus sebesar 0,25 persen, tidak akan berarti apa-apa jika pemerintah tidak melakukan evaluasi secara total terhadap pelaksanaan otsus dan berbagai langkah yang selama ini dilakukan," ujar Sukamta.

Dua Prajurit TNI Gugur Setelah Kontak Tembak dengan KKB

Sebelumnya, dua prajurit TNI gugur setelah terlibat kontak senjata dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Intan Jaya, Papua.

Peristiwa bermula pada Jumat (22/1/2021) pagi.

KKB menyerang pos TNI Titigi, Distrik Sugapa, dari lokasi yang lebih tinggi.

Dandim 1705/Nabire Letkol Benny Wahyudi menjelaskan KKB yang dipimpin Sabinus Waker diduga menjadi dalang dalam penyerangan tersebut.

Baca juga: BREAKING NEWS: Baku Tembak dengan KKB Papua, 1 Anggota TNI Tewas

"Mereka menyerang sejak jam 07.00 WIT, ini masih kelompok yang sama (kelompok Sabinus Waker)," jelas dia saat dihubungi Kompas.com , Jumat siang.

Menurut Benny, KKB menyerang sebanyak dua kali.

Pertama, KKB menyerang dari ketinggian.

Serangan kedua dilakukan secara kontak langsung.

Kontak terakhir terjadi sekitar jam 12.00 WIT.

Baca juga: Senyum Siswa-Siswi SD Inpres Pagalame Puncak Jaya Papua Saat Terima Sepatu dari Binmas Noken Polri

Serangan ini mengakibatkan Pratu Roy Febrianto gugur setelah mengalami luka tembak di dada kanan.

"Ya, Pratu Roy (gugur)," kata Benny.

Jenazah Pratu Roy Vebrianto kemudian dievakuasi ke Mimika menggunakan helikopter Caracal sekitar pukul 08.30 WIT.

Pratu Dedi Hamdani gugur

Di hari yang sama, Pratu Dedi Hamdani gugur setelah mendapat serangan dari KKB.

Kepala Penerangan Kogabwihan III Kolonel Czi IGN Suriastawa memaparkan Pratu Dedi yang membentuk Pos Hitadipa, gugur saat melakukan pengejaran terhadap KKB yang menyerang Pos Titigi, Intan Jaya.

Dalam keterangan tertulisnya, Jumat, Suriastawa menjelaskan Pratu Dedi ditembaki secara membabi-buta dari arah ketinggian di hutan yang terletak antara Kampung Sugapa Lama dan Kampung Hitadipa.

Kedua prajurit yang gugur tersebut merupakan anggota Batalyon Infanteri 400/Banteng Raider.

Baca juga: Pesawat MAF Dibakar di Intan Jaya Papua, OPM Beralasan karena Pesawat Datang Sebagai Mata-mata

Menurut keterangan Suriastawa, jenazah Pratu Roy Febrianto dan Pratu Dedi Hamdani dievakuasi ke Kabupaten Mimika menggunakan helikopter dari Bandara Bilogai, Sugapa.

Pada 10 Januari 2021 lalu, TNI juga terlibat kontak senjata dengan KKB.

Dandim 1705 / Letkol Nabire Benny Wahyudi menerangkan penyerangan tersebut diduga melibatkan kelompok yang dipimpin Sabinus Waker.

Kontak senjata yang terjadi Kampung Titigi itu mengakibatkan Prada Agus Kurniawan gugur setelah tertembak di punggung.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan