Selasa, 9 September 2025

Elektabilitas Risma Bisa Ancam Anies dalam Pilkada DKI Mendatang, PDI-P Enggan Berkomentar

Menurut survei, elektabilitas Anies Baswedan bersaing cukup ketat dengan Tri Rismaharani dalam Pilkada DKI mendatang, PDI-P Enggan berkomentar.

Penulis: Inza Maliana
TRIBUNNEWS.COM/IST/HO
Menurut survei Median, elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersaing cukup ketat dengan Menteri Sosial Tri Rismaharani dalam Pilkada DKI mendatang. 

TRIBUNNEWS.COM - Hasil survei terkait elektabilitas sejumlah tokoh pada Pilkada pemilihan gubernur DKI Jakarta 2022 telah dirilis.

Survei tersebut datang dari lembaga Media Survei Nasional (Median) pada Senin (15/2/2021) ini.

Hasilnya, elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersaing cukup ketat dengan Menteri Sosial Tri Rismaharani.

Dalam skenario hanya dua pasang calon, Anies Baswedan dipilih oleh 45 persen responden dan unggul sebagai petahana.

Namun, yang cukup mengejutkan, elektabilitas Menteri Sosial Tri Rismaharini tak terpaut cukup jauh dari Anies.

elektabilitas Anies Baswedan bersaing cukup ketat dengan Tri Rismaharani
Menurut survei Median, elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersaing cukup ketat dengan Menteri Sosial Tri Rismaharani dalam Pilkada DKI mendatang.

Baca juga: Risma Kembali Blusukan di Jakarta, Kali Ini Kunjungi Pemukiman Pemulung di Kalibaru

Baca juga: Anies Baswedan Imbau Masyarakat Tingkatkan Protokol Kesehatan Tekan Penularan Covid-19 di Keluarga

Baca juga: Blak-blakan Susi Pudjiastuti, Tanggapi Duet Anies-Susi di Pilpres 2024 hingga Tuduhan Lawan Jokowi

Dalam rilisnya, Median mencatat Mantan Wali Kota Surabaya itu dipilih oleh 36 persen responden.

Artinya, elektabilitas Anies dan Risma hanya terpaut sebanyak 9 persen.

Direktur Riset Median Ade Irfan Abdurrahman pun mengatakan, elektabilitas Risma bisa mengancam Anies.

"Meski Anies masih unggul, tapi ini (elektabilitas Risma) mengancam elektabilitas Anies."

"Karena selisihnya hanya di bawah 10 persen, ini sangat rawan," kata Ade Irfan Abdurrahman pada Senin (15/2/2021), dikutip dari Kompas.com.

PDIP Enggan Berkomentar

Terkait dengan ketatnya persaingan elektabilitas Risma dan Anies, Ketua DPP PDI-P Ahmad Basarah enggan berkomentar.

Alasannya, Pilkada DKI Jakarta yang seharusnya dilaksanakan pada 2022 mendatang, belum dapat dipastikan karena revisi UU Pemilu tak jadi dibahas di DPR.

"Pilkada 2022 oleh DPR kan sudah tutup buku proses revisi UUnya," kata Basarah melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Senin (15/2/2021).

Di sisi lain, Basarah juga tak menjawab saat ditanya apakah PDI-P tetap akan mencalonkan Risma sebagai Gubernur DKI Jakarta di Pilkada 2024.

Namun, ia merespons 2024 masih tiga tahun ke depan.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menemui warga RT 08/06 Pulo Gebang, Jakarta, Selasa (9/2/2021).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menemui warga RT 08/06 Pulo Gebang, Jakarta, Selasa (9/2/2021). (Tribunnews.com/ Lusius Genik)

Baca juga: Muncul Nama-nama Calon Gubernur DKI: Anies, Risma, AHY hingga Raffi Ahmad

Baca juga: PKB Lirik Raffi-Agnez di Pilgub DKI, Pengamat: Itu Gimik Sama Seperti Mengendorse Rhoma Pilpres 2014

Baca juga: Pengamat Ingatkan PKB: Raffi Ahmad dan Agnez Mo Tak Beri Jaminan Menang Pilgub DKI

Oleh karena itu, PDI-P dinilai masih memiliki banyak waktu untuk mengkaji dinamika politik yang ada.

"2024 masih tiga tahun lebih, masih banyak waktu bagi PDI-P untuk mengkaji dinamika politik sampai 2024," ujarnya.

Lebih lanjut, ia berpendapat PDI-P kini masih fokus untuk membantu pemerintah Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Terutama dalam merealisasikan janji-janji pembangunan.

Selain itu, PDI-P juga memilih fokus mendukung pemerintah dalam mengatasi pandemi global Covid-19.

Daripada sibuk membicarakan siapa sosok calon yang diusung dalam Pilkada DKI.

Elektabilitas Risma Meningkat Tajam

Sementara itu, Ade menyatakan, elektabilitas Risma di pilkada DKI memang meningkat signifikan dalam setahun terakhir.

Dalam survei semi terbuka, yakni responden diberi 16 nama calon gubernur, Risma mendapat elektabilitas sebesar 23,5 persen.

Angka itu meningkat signifikan ketimbang survei pada Juli 2020 saat elektabilitas Risma sebagai cagub DKI hanya 4,2 persen.

"Ini saya pikir ada efek dari kehadiran beliau setelah ditunjuk jadi Menteri Sosial."

"Ada kegiatan beliau blusukan yang langsung dirasakan masyarakat Jakarta," kata Ade.

Menteri Sosial Tri Rismaharini di tempat pembuangan sampah (TPS) RT 02 RW 08 Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (3/2/2021).
Menteri Sosial Tri Rismaharini di tempat pembuangan sampah (TPS) RT 02 RW 08 Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (3/2/2021). (TribunJakarta/Gerald Leonardo Agustino)

Baca juga: Survei Median: Elektabilitas Risma di DKI Jakarta Melesat Karena Rajin Blusukan

Baca juga: Survei Median: Anies dan Risma Bersaing Jika Pilgub DKI Diadakan Saat Ini

Baca juga: Beri Motivasi ke Mantan Anak Jalanan di Mojokerto, Risma: Kalau Ada Masalah Jangan Lari

Sementara itu, elektabilitas Anies justru cenderung stagnan dalam setahun terakhir.

Pada Juli lalu, dengan survei metode semi terbuka, Anies dipilih oleh 40 persen responden.

Pada survei kali ini, elektabilitasnya hanya naik sedikit ke angka 42,5 persen.

"Kalau kita lihat, Anies cenderung stagnan," kata Ade.

Artinya, Ade menilai bukan tidak mungkin Risma bisa mengancam elektabilitas Anies.

Terlebih, masih ada cukup waktu sampai pilkada DKI selanjutnya.

(Tribunnews.com/Maliana, Kompas.com/Ihsanuddin/Nicholas Ryan Aditya)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan