Kamis, 11 September 2025

Virus Corona

Vaksin yang Dibuat India Justru Ditolak Pekerja Medisnya dan Diragukan Kemanjurannya

COVAXIN merupakan vaksin buatan India yang disetujui tanpa data kemanjuran tahap akhir, menurut data pemerintah pada Kamis.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Freepik
ilustrasi vaksin 

TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Vaksin buatan dalam negeri India, COVAXIN ditolak pekerja medis di negara tersebut.

Dilansir Al Jazeera, saat ini negara sedang meyakinkan sistem kesehatan India dan para tenaga kesehatan untuk menggunakan COVAXIN. 

COVAXIN merupakan vaksin buatan India yang disetujui tanpa data kemanjuran tahap akhir, menurut data pemerintah pada Kamis.

India memiliki jumlah infeksi tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat.

Belakangan kasus infeksi melonjak karena masyarakat mulai lalai mengenakan masker dan negara bagian mengurangi aturan jarak sosial.

Kurangnya kepercayaan pada vaksin buatan dalam negeri berpotensi menghambat India memenuhi target 300 juta vaksinasi pada Agustus mendatang.

Berikut cerita pilu petugas medis di India saat melacak pasien Covid-19, sampai dipukul dan digigit keluarga pasien.
Berikut cerita pilu petugas medis di India saat melacak pasien Covid-19, sampai dipukul dan digigit keluarga pasien. (Sky News)

Baca juga: Hasil Penelitian: Vaksin Pfizer Terbukti 94 Persen Efektif Cegah Covid-19 pada Semua Kelompok Usia

Baca juga: Cerita Wartawan Ikut Vaksinasi Covid-19: Denyut Nadi Seperti Habis Lari

Diketahui India menargetkan 300 juta vaksinasi dari 1,35 miliar total populasi.

Negara ini telah memvaksinasi lebih dari 10,5 juta pekerja kesehatan dan garda depan sejak dimulai pada 16 Januari.

Namun hanya 1,2 juta atau sekitar 11 persen dari total itu yang menggunakan COVAXIN, vaksin yang dikembangkan Bharat Biotech.

Sementara 9,4 juta lainnya menggunakan vaksin AstraZeneca.

Pemerintah federal India sejauh ini telah memesan 10 juta dosis COVAXIN dan 21 juta dosis dari Oxford-AstraZeneca.

Pemerintah mengatakan telah mengantongi sedikitnya 5,5 juta dosis COVAXIN.

"Ini semua karena diskusi awal tentang bagaimana (COVAXIN) hanyalah vaksin eksperimental, bagaimana vaksin itu belum menyelesaikan uji coba Fase-3," kata Dr Subhash Salunkhe, penasihat pemerintah negara bagian Maharashtra tentang strategi vaksin.

"Hal-hal ini menimbulkan keraguan di benak orang, sehingga penerimaannya lebih rendah."

"Ketersediaan bukanlah masalah pada saat ini," tambahnya.

Ilustrasi vaksin Covid-19 dari Universitas Oxford dan AstraZeneca, diambil pada 23 November 2020.
Ilustrasi vaksin Covid-19 dari Universitas Oxford dan AstraZeneca, diambil pada 23 November 2020. (JOEL SAGET / AFP)
Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan