Selasa, 23 September 2025

Diputus MA hingga Berdamai, Akhir Cerita Kisruh Partai yang Pernah Berkubu

Parta-partai besar bahkan mengalami hal yang sama yakni terdapatnya dua kubu dalam internal partai, penyelesaian hukum di MA hingga berdamai

Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUN/DANY PERMANA
Ketua Partai Golkar versi Munas Ancol Agung Laksono (tengah) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto (kiri) didampingi Wakil Ketua Umum Golkar Priyo Budi Santoso (kanan) usai menyatakan bergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat dan keluar dari Koalisi Merah Putih, di Kantor DPP Hanura, Jumat (13/3/2015). Sebelumnya Kemenkum HAM menyatakan bahwa pengurus Partai Golkar yang diakui pemerintah adalah pengurus Partai Gokar versi Munas Ancol. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

Partai berlambang pohon beringin, Partai Golongan Karya (Golkar) juga pernah bersengketa dalam hal kepemimpinan.

Dua kubu yang terlibat yakni Aburizal Bakrie dan Agung Laksono.

Namun dalam Munas di Riau pada 2016, keduanya sepakat berdamai dan membentuk kepengurusan baru.

Seperti diberitakan Tribun Jateng, saat itu Ketua Umum Golkar hasil Munas Riau Aburizal Bakrie dan Wakil Ketua Umum Agung Laksono, Rabu (30/3/2016), telah melakukan finalisasi daftar pengurus baru di bawah struktur DPP hasil Munas Bali.

Menurut Agung, jumlah pengurus DPP Golkar hasil Munas Bali yang baru kini lebih dari 350 orang. Dari jumlah tersebut, 75 orang di antaranya berasal dari kubu Ancol. Pada struktur kepengurusan yang baru ini, Agung menjabat sebagai Wakil Ketua Umum.

"Sudah final, seperti wakil ketua umum ada yang ditambah, wasekjen ada yang ditambah. Sekjen tetap Idrus Marham, Bendahara Umum tetap Bambang Soesatyo," kata Agung kepada Kompas.com, Kamis (31/3/2016).

Agung menegaskan, penggabungan pengurus ini didasari oleh semangat rekonsiliasi dengan tugas pokoknya untuk menyelenggarakan musyawarah nasional luar biasa pada pertengahan Mei 2016.

"Sehingga, tugasnya hanya temporary saja sampai munaslub selesai," ujarnya.

Meski bersifat sementara, kepengurusan gabungan ini tetap akan didaftarkan ke Kementerian Hukum dan HAM. Hal itu dilakukan untuk memberikan legal standing bagi kepengurusan tersebut untuk menyelenggarakan munaslub.

Dia menambahkan, dengan adanya penggabungan ini, maka sudah tidak ada lagi kubu-kubuan di dalam Partai Golkar.

Untuk itu, dia mengimbau agar seluruh kader Golkar di daerah menghilangkan perbedaan yang masih ada saat ini.

"Sebab di daerah masih memahami ini Ancol, ini Bali. Jangan tinggalkan dendam dan lika lama, karena partai terus bergerak untuk ke depan," imbaunya.

Hanura Kubu OSO dan Daryatmo

Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) juga pernah dirundung konflik karena dua tokohnya berseberangan.

Keduanya yakni Oesman Sapta Odang (OSO) dan Daryatmo.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan