Jumat, 29 Agustus 2025

Tersinggung Megawati Disebut Gulingkan Gus Dur, Kader PDIP Tuntut Demokrat Minta Maaf

Wanto Sugito mengaku tersinggung dengan pernyataan Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra.

ISTIMEWA
Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPC PDI Perjuangan (PDIP) Kota Tangerang Selatan Wanto Sugito mengaku tersinggung dengan pernyataan Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra dalam konferensi pers, Minggu (3/10/2021).

Dalam konferensi pers itu, Herzaky diketahui sempat menyebut Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri menggulingkan Presiden keempat RI kala itu yakni Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

"Sebagai kader Banteng saya sangat tersinggung dengan pernyataan saudara Herzaky, Jubir Demokrat. Selain ngawur, Herzaky tidak paham sistem politik saat itu dimana MPR RI kedudukannya sebagai lembaga tertinggi. MPR itu terdiri dari DPR RI dan DPD RI. Jadi kalau mau main tuduh, harusnya ke Amien Rais, bukan ke Ibu Megawati," ujar Wanto, dalam keterangannya, Selasa (5/10/2021).

Pernyataan Herzaky disebut Wanto tidak memiliki dasar yang jelas.

Daripada mengurusi partai lain, Partai Demokrat diminta menjelaskan kemenangan di 2009 yang disebut manipulatif oleh Wanto.

"Hasilnya, kader demokrat banyak yang korupsi karena semua ikut perilaku pempimpinnya yang selalu kedepankan pencitraan. Saya siap debat terkait dengan kecurangan Pemilu yang dilakukan Demokrat," kata Wanto.

Baca juga: Politikus Demokrat Sebut Jokowi Marah ke Moeldoko Karena Hadiri KLB Deliserdang

Wanto lantas menuntut Partai Demokrat untuk segera meminta maaf dan mengganti Herzaky selaku juru bicara Partai Demokrat.

Bagi kader banteng, Wanto menegaskan sekali harkat dan martabat ketua umumnya disentuh maka kader banteng yang militan akan bergerak.

“Atas dasar hal tersebut, saya berikan waktu kepada saudara Harzaky untuk meminta maaf. Jika tidak, maka karma politik akan terus melanda Demokrat seperti pengungkapan kasus narkoba, korupsi berjamaah yang melanda kader-kader muda, dimana banyak yang menyebut campur tangan putra kesayangan petinggi Demokrat tersebut," katanya.

"Antara Bu Mega dan Gus Dur itu terjalin persahabatan sejati, jadi jangan dipecah belah urusan politik. Sebaiknya Demokrat konsolidasikan saja internalnya daripada campur tangan ke Partai lain," imbuhnya.

Baca juga: Demokrat Sebut Ada yang Tak Ingin AHY Berhubungan Baik dengan Jokowi

Dia menjelaskan kader PDIP diajarkan prinsip Satyam Eva Jayate, yang berarti kebenaran akan menang pada akhirnya. Keyakinan ini pula yang mendorong PDIP terus menempuh jalur hukum, ideologi, kerakyatan dan kebenaran yang bertumpu pada Pancasila, UUD 1945.

Wanto mengingatkan mengenai karma politik, serta menyindir pihak-pihak yang menggunakan cara-cara kotor dalam mengerek popularitas dengan membangun kesan terzalimi.

PDIP, disebutnya, akan selalu bertahan pada keyakinan bahwa siapa yang menebar angin akan menuai badai. Karena itu, politik baginya adalah pengabdian dan berkeadaban.

Baca juga: Partai Demokrat Gandeng Hamdan Zoelva Melawan Yusril Ihza Mahendra

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa seluruh kader PDIP diajarkan untuk tidak pernah melakukan intervensi terhadap urusan rumah tangga partai politik lain.

Karenanya, Wanto mengimbau Demokrat untuk jangan coba-coba melakukan hal-hal yang semakin memerburuk situasi, terlebih ini sedang pandemi.

“Demokrat lebih baik ngurus rakyat, daripada melakukan fitnah yang tidak bisa dipertanggungjawabkan," kata Wanto.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan