Kamis, 28 Agustus 2025

Thomas dan Uber Cup

Pengakuan LADI soal Sanksi WADA, Ungkap Ada Masalah dari Kepengurusan Dahulu yang Belum Selesai

Ini pengakuan Wakil Ketua LADI soal sanksi WADA ke Indonesia, ungkap ada masalah dari kepengurusan terdahulu yang belum selesai.

Penulis: Shella Latifa A
Editor: Arif Fajar Nasucha
Tangkapan layar laman resmi Vidio.com
Ceremony penyerahan gelar juara Piala Thomas 2021 kepada indonesia setelah mengalahkan China pada partai final dengan skor 3-0 yang berlangsung di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Minggu (17/10/2021) 

"Sayangnya janji Kemenpora dalam merespons ancaman sanksi WADA ternyata tak terbukti di lapangan. Akibatnya Merah Putih tak berkibar dalam peristiwa bersejarah itu,” ujar Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda, Senin (18/10/2021), melansir Tribunnews.com.

Huda mengatakan dalam pernyataan Menpora Zainudin Amali pada Jumat (8/10/2021), Indonesia akan bergerak cepat memberikan klarifikasi kepada WADA agar terhindar dari sanksi. 
Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda.
Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda. (dok. DPR RI)

Kemenpora bersama Lembaga Antidoping Indonesia (LADI) akan memberikan keterangan jika tidak terpenuhinya TDP atlet Indonesia di 2020 karena adanya Pandemi Covid-19.

Namun pada kenyataannya, ia menilai janji Kemenpora tersebut tak dipenuhi.

"Saat itu Pak Menpora menyatakan jika WADA bersedia menunggu sampel uji doping di PON Papua untuk memenuhi batas minimal TDP atlet Indonesia."

"Ternyata Indonesia resmi disanksi sehingga Merah Putih tidak berkibar meskipun Hendra Setyawan dkk berhasil mengembalikan Piala Thomas ke tanah air,” katanya. 

Ia menjelaskan, sanksi resmi WADA ini membuat rencana event olahraga internasional di Indonesia seperti gelaran MotoGP Mandalika, Piala Dunia U-21, hingga Formula E juga ikut terancam. 

Baca juga: Di Balik Kemenangan Manis Juarai Piala Thomas 2021, Kemenpora Dihujat Habis Netizen Indonesia

Baca juga: Jelaskan Soal Tujuh Atlet PON yang Tinggalkan Tempat Isolasi, Menpora: Mereka Bukan Kabur

Selain itu, adanya sanksi resmi dari WADA ini, kesempatan Indonesia untuk ikut biding berbagai turnamen internasional juga terancam. 

“Dari PBSI sendiri juga menyatakan jika kesempatan Indonesia ikut bidding tuan rumah Kejuaraan Dunia, Asian Games, SEA Games, Kejuaraan Dunia Junior, Piala Thomas dan Uber, dan Piala Sudirman juga kian mengecil,” katanya. 

Huda berharap agar Kemenpora dan stake holder Indonesia melakukan lobby langsung ke WADA maupun International Olimpyc Committee (IOC) untuk menuntaskan persoalan ini.

Momentum ini, kata dia, juga harus dimanfaatkan untuk membenahi Lembaga Antidoping Indonesia.

 “Ada kesan jika doping ini tidak menjadi isu kuat di pengelolaan olahraga di tanah air."

"Padahal doping ini menjadi concern dari berbagai entitas olahraga internasional untuk memastikan jika penyelenggaraan olahraga berjalan fair dan memenuhi prinsip-prinsip sportivitas,” tandasnya.

Taufik Hidayat: Kacau Dunia Olahraga Ini

Sementara itu, kritikan juga datang dari mantan atlet legendaris Taufik Hidayat.

Peraih emas Olimpiade Athena 2014 itu mengkritik habis-habisan pemerintah Indonesia yang tidak becus menyelesaikan masalah sanksi dari WADA tersebut.

Atlet tunggal putra Indonesia, Taufik Hidayat
Atlet tunggal putra Indonesia, Taufik Hidayat (Dok : PB Djarum)
Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan