Jumat, 12 September 2025

Hari Pahlawan

Mengenal 5 Tokoh Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya yang Diperingati sebagai Hari Pahlawan

Inilah 5 tokoh pertempuran 10 November 1945 di Surabaya: Sutomo/Bung Tomo, Mayjen Sungkono, Mohammad Mangoendiprodjo, Mallaby, & Robert Mansergh.

Editor: Nuryanti
tangkap layar dari kompas.com
Suasana pertempuran Surabaya akibat ultimatum dari Brigjen Mallaby pada 10 November 2021. Bangsa Indonesia akan memperingati Hari Pahlawan pada Rabu (10/11/2021). 

Mohammad pernah berjuang sendirian ketika memasuki gedung menemui komandan pasukan Inggris dan mencegah pasukan Inggris yang menduduki gedung Bank Internatio.

Sementara itu, Brigjen Mallaby yang berada di luar gedung ditembak seorang pejuang yang kemudian memicu pertempuran 10 November.

Aubertin Walter Sothern Mallaby (1899-1945)

Dikutip dari Military.wikia.org, Brigadir Aubertin Walter Sothern Mallaby lahir pada 12 Desember 1899 di Britania Raya (Inggris), dan meninggal pada 30 Oktober 1945 di Surabaya (Indonesia).

Ia adalah seorang perwira Angkatan Darat India Inggris yang tewas dalam baku tembak selama Pertempuran Surabaya.

Mallaby memimpin Brigade Infanteri India ke-49 menuju Indonesia di tengah revolusi nasional, untuk menemukan dan memulangkan mantan tawanan perang Jepang.

Ia tiba di Surabaya pada 25 Oktober 1945.

Mallaby dan skuadronnya bekerja di bawah pengawasan konstan oleh orang Indonesia dan mengatakan mereka fokus untuk menemukan tawanan perang Jepang.

Namun, situasi menjadi lebih panas pada 27 Oktober setelah Mallaby menafsirkan pamflet yang menuntut penyerahan senjata dari Indonesia, yang ditandatangani oleh Jenderal Douglas Hawthorn, sebagai perintah.

Komunikasi terputus antara pasukan Mallaby dan pihak Indonesia, dan hari berikutnya pihak Indonesia mulai melancarkan serangan terhadap Brigade ke-49.

Untuk memadamkan pertempuran, Mallaby dapat menghubungi Jenderal Hawthorn melalui perantara dan mengatur pertemuan antara dirinya dan Presiden Soekarno untuk merundingkan gencatan senjata.

Saat itu, Mallaby sedang berkeliling Surabaya di bawah bendera putih untuk menyebarkan berita tentang perjanjian gencatan senjata dan menyelamatkan beberapa pasukan Maratha yang terdampar pada 30 Oktober 1945.

Ia telah diperingatkan akan bahaya dari tindakannya tersebut oleh pasukan Angkatan 136.

Ketika mobilnya mendekati pos pasukan Inggris di gedung Internasional dekat Jembatan Merah, mobilnya dikepung oleh milisi Republik Indonesia.

Pasukan Inggris di gedung Internasional yang dipimpin oleh Mayor Venu K. Gopal menembak ke udara untuk membubarkan milisi Indonesia.

Milisi Indonesia yang berpikir Inggris mengambil tindakan bermusuhan, kemudian menembak balik pasukan Inggris.

Kapten R.C. Smith yang berada di mobil stasioner melaporkan seorang Republikan muda menembak dan membunuh Mallaby setelah percakapan singkat.

Meski beredar berbagai versi tentang kronologi terbunuhnya Mallaby, kematiannya tetap menjadi titik balik yang signifikan bagi permusuhan Inggris dan Indonesia yang berlangsung di Surabaya.

Setelah terbunuhnya Mallaby, Inggris memerintahkan Indonesia menyerah, dan pada 10 November mereka melancarkan serangan balasan besar-besaran.

Baca juga: TEMA dan Makna Logo Hari Pahlawan Nasional 10 November 2021, Berikut Sejarah Singkatnya

Jenderal Eric Carden Robert Mansergh (1900-1970)

Melansir Military.wikia.org, Robert Mansergh adalah Jenderal Angkatan Darat Inggris selama dan setelah Perang Dunia II.

Robert Mansergh lahir pada 12 Mei 1900 di Afrika Selatan dan meninggal pada 8 November 1970.

Ia menggantikan Mallaby untuk memimpin pasukan Inggris di Indonesia.

Sebelum terjadinya pertempuran di Surabaya, Robert Mansergh mengeluarkan Ultimatum 10 November 1945 yang meminta pihak Indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan pada tentara Inggris serta tunduk pada Inggris.

Namun, permintaan itu ditolak oleh rakyat Indonesia dan diganti dengan perlawanan.

Itulah daftar tokoh-tokoh yang terlibat pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.

Jasa-jasa para pahlawan wajib diingat dan dilanjutkan oleh generasi penerus bangsa.

Perjuangan bangsa Indonesia saat ini bukan melawan penjajah, namun perjuangan membawa Indonesia menuju kesejahteraan bagi seluruh rakyat.

Semangat perjuangan dari pahlawan sudah semestinya menjadi warisan yang harus dilestarikan.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait Hari Pahlawan

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan