Penanganan Covid
Apa Efek Samping Vaksin Pfizer? BPOM Setujui Lima Jenis Vaksin sebagai Vaksin Booster di Indonesia
Apa Efek Samping Vaksin Pfizer? BPOM setujui lima jenis vaksin sebagai vaksin booster di Indonesia. Vaksin CoronaVac, AstraZeneca,Pfizer, dan Moderna.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Daryono
Menurut laporan penelitian dari ZOE Study di Inggris, vaksin Covid-19 bekerja dengan memanfaatkan versi atau komponen yang tidak berbahaya dari virus corona SARS-CoV-2 untuk melatih sistem kekebalan.
Sehingga ketika vaksin menemukan virus itu di dalam tubuh, maka ia dapat melawannya.
Ada beberapa efek yang terjadi setelah menerima vaksin.
Efek umum seluruh tubuh (sistemik) yaitu sakit kepala, demam, kedinginan atau menggigil, kelelahan (fatigue), nyeri otot atau persendian, diare dan rasa sakit (mual).
Selain itu, efek umum yang terjadi seperti efek lokal di area bekas suntikan menjadi nyeri, bengkak, kemerahan atau gatal di tempat suntikan, atau pembengkakan kelenjar (kelenjar getah bening) di ketiak.
Meskipun vaksin juga dapat membuat seseorang merasa pusing, namun semua efek ini adalah tanda bahwa sistem kekebalan mulai beraksi untuk melindungi tubuh dari COVID-19.
Jika seseorang tidak mengalami efek apapun, vaksin juga tetap akan merespons virus seiring berjalannya waktu.
Baca juga: Kasus Covid-19 di India Naik Berlipat Ganda, Pemberian Vaksin Booster Dipercepat
Bagaimana jika mengalami alergi setelah vaksinasi?
Dikutip dari laman CDV, seseorang yang mengalami reaksi alergi parah setelah mendapatkan vaksin mRNA COVID-19 (Pfizer-BioNTech atau Moderna), tidak boleh mendapatkan dosis lain vaksin mRNA Covid-19.
Sedangkan orang yang mengalami reaksi alergi parah setelah menerima vaksin Johnson & Johnson's Janssen (J&J/Janssen) Covid-19, tidak boleh menerima dosis vaksin itu lagi.
Untuk meringankan efek samping yang parah, sebaiknya segera menghubungi dokter.
Hal ini sangat penting agar dapat mengerti penggunaan obat yang dijual bebas, seperti ibuprofen, asetaminofen, aspirin (hanya untuk orang berusia 18 tahun atau lebih), atau antihistamin untuk setiap rasa sakit dan ketidaknyamanan yang dialami setelah divaksinasi.
Mereka dapat menggunakan obat-obatan ini untuk menghilangkan efek samping, jika mereka tidak memiliki alasan medis lain yang melarang menggunakan obat-obatan ini secara normal.
Selain itu, mereka juga dapat meminta saran dari penyedia layanan kesehatan anak tentang penggunaan pereda nyeri non-aspirin dan langkah-langkah pengobatan lain yang dapat dilakukan di rumah.
Jika seseorang menerima Vaksin Booster, reaksi yang dilaporkan setelah mendapatkan vaksin booster dapat serupa dengan yang terjadi pada dosis pertama dan kedua.
Seperti yang disebutkan di atas, demam, sakit kepala, kelelahan, dan nyeri di tempat suntikan adalah efek samping yang paling sering dilaporkan.
Secara keseluruhan, sebagian besar efek sampingnya ringan hingga sedang.
Adapun efek samping parah sangat jarang terjadi.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Vaksin Pfizer