Minggu, 28 September 2025

Polemik Ucapan Arteria Dahlan

SMRC: Pernyataan Arteria Dahlan Soal Etnis Sunda Berdampak Negatif ke Elektabilitas PDIP di Jabar

Manager Program SMRC Saidiman Ahmad mengatakan ada 66% warga Jawa Barat yang mengetahui peristiwa itu.

Penulis: Gita Irawan
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Massa dari Barisan Putra Sunda (Barada) melakukan unjuk rasa terkait pernyataan anggota Komisi III DPR RI, Arteria Dahlan soal Kajati yang menggunakan Bahasa Sunda dalam rapat harus dipecat, di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (21/1/2022). Dalam aksinya, mereka menuntut PDI Perjuangan (PDIP) untuk memecat Arteria Dahlan dan melakukan pergantian antar waktu sebagai anggota DPR RI, serta mendesak kepolisian memproses hukum secara profesional. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

Mereka yang setuju bahwa Arteria Dahlan menyinggung Etnis Sunda, kata dia, memberikan pilihan kepada PDIP hanya 11%.

Sedangkan warga yang tidak setuju dengan itu, memberikan pilihan kepada PDIP sebanyak 20%.

Hal tersebut disampaikannya dalam Survei Opini Publik SMRC bertajuk Partai, Gubernur, dan Presiden: Pandangan Publik Jawa Barat yang disiarkan di kanal Youtube SMRC TV pada Selasa (15/2/2022).

"Kita lihat di sini bahwa isu atau kasus Arteria Dahlan terkait pernyataan mengenai Etnis Sunda itu berdampak negatif terhadap elektabilitas PDI Perjuangan," kata Saidiman.

Survei dilakukan lewat telepon dengan mempertimbangkan aspek metodologis secara seksama.

Survei dilakukan lewat telepon karena dinilai lebih mungkin dilakukan di tengah-tengah upaya warga melakukan sosial distancing di masa pandemi covid-19.

Target populasi survei tersebut adalah warga Jawa Barat yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon atau ponsel atau sekitar 76% dari total populasi pemilih di Provinsi Jawa Barat.

Sampel sebanyak 801 responden dipilih secara acak dari populasi tersebut dan diwawancarai lewat telepon.

Pemilihan sampel dilakukan melalui metode double sampling dan random digit dialing (RDD).

Double sampling adalah teknik memilih sampel secara acak dari kumpulan sampel hasil survei sebelumnya.

Sementara RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.

RDD dalam survei tersebut diterapkan terutama untuk menambah jumlah sampel hasil double sampling.

Dengan teknik double sampling, sampel sebanyak 640 responden dipilih secara acak dari database hasil survei tatap muka yang telah dilakukan SMRC sebelumnya.

Sementara itu dalam RDD sampel sebanyak 161 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening.

Total sampel hasil kombinasi 2 metode tersebut sebanyak 801 responden.

Margin of error survei diperkirakan ±3,5% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling.

Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon pada 5 sampai 8 Februari 2022 oleh pewawancara yang dilatih.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan