Sabtu, 23 Agustus 2025

Panglima TNI Diminta Ganti Tes Renang dengan Opsi Lain Untuk Kemampuan Bertahan Prajurit

Beni Sukadis menyatakan tidak sepakat dengan kebijakan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa yang menghapus tes renang dalam proses seleksi penerimaan

Tangkap Layar Kompas Tv
Andika Perkasa 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Militer Beni Sukadis menyatakan tidak sepakat dengan kebijakan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa yang menghapus tes renang dalam proses seleksi penerimaan prajurit tahun 2022.

Jikapun tetap dihapus, Beni meminta kepada Panglima TNI untuk mencari opsional lain pengganti dari tes kemampuan renang tersebut.

"Kalo soal test renang ditiadakan, ini saya kurang sepakat. namun yang perlu diberikan adalah opsional lain sebagai ganti test renang," kata Beni saat dikonfirmasi, Kamis (31/3/2022).

Tes kemampuan sebagaimana yang diminta oleh Beni, dinilai penting untuk kemampuan bertahan prajurit TNI.

Terlebih kata dia, dalam mempertahankan keamanan negara prajurit TNI kerap kali bertempur di hutan, hingga laut.

"Karena untuk menghadapi medan hutan, sungai atau rawa latihan dan survival ketika berada di sungai atau danau atau laut seharusnya tes renang tetap ada," ucap dia.

Kendati demikian, Beni menyatakan tak memiliki opsi yang bisa disampaikan kepada Jenderal TNI Andika Perkasa.

"Saya belum terpikir soal opsi tersebut, orang Mabes atau Akademik TNI mungkin lebih mengerti," tukas Beni.

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa meniadakan tes renang dan tes akademik dalam proses penerimaan prajurit TNI tahun anggaran 2022.

Adapun untuk peniadaan test renang, Jenderal Andika mengedepankan aspek keadilan dalam proses seleksi menjadi prajurit TNI tersebut.

Mulanya anggota TNI yang menjadi peserta rapat penerimaan prajurit TNI tahun anggaran 2022 merincikan syarat yang termuat dalam kesamaptaan jasmani yakni pemeriksaan postur tubuh, kesegaran jasmani dan ketangkasan jasmani. 

"Itu tidak usah lagi, jadi kenapa renang tidak usah, karena apa, kita tidak fair juga ada orang tempat tinggalnya jauh dari, gapernah renang nanti tidak fair udahlah," kata Jenderal Andika dalam rapat yang turut ditayangkan dalam akun YouTube pribadinya, dikutip Kamis (31/3/2022).

Sedangkan untuk peniadaan tes akademik dalam proses penerimaan prajurit TNI, Jenderal Andika menyebutkan kalau hal itu cukup dibuktikan dengan hasil nilai pada pendidikan terakhir.

Misalnya kata dia, jika calon pendaftar merupakan lulusan perguruan tinggi maka nilai akhir IPK yang akan dijadikan pertimbangan.

Begitu pula untuk calon pendaftar yang merupakan lulusan SMA, nantinya yang akan menjadi pertimbangan yakni nilai akhir sekolah atau Ujian Nasional.

"Menurut saya akademik ini tes akademik ini sudah tinggal ambil saja IPK terus transkrip nya karena bagi saya yang lebih penting ya itu tadi, ijazahnya saja," kata Jenderal Andika.

"Ijazah SMA itu lah akademik mereka, gausah ada lagi tes akademik, itu nilai akademik itu yang tadi ijazahnya tadi, kalau ada ujian nasional, udah itu udah akurat lagi, itu lah dia," sambung Jenderal TNI bintang empat itu.

Tak hanya itu, terdapat juga penyesuaian proses seleksi dalam tahap kesamaptaan jasmani, di mana Jenderal Andika meniadakan pemeriksaan postur tubuh.

Hal itu dikarenakan, pemeriksaan postur tubuh sudah harus didetailkan melalui satu tahapan saja yakni pada pemeriksaan kesehatan.

"Nomor 1 itu bukannya sudah di kesehatan itu yang pemeriksaan postur tubuh, kita jangan duplikasi padahal kita bukan orang kesehatan gitu," kata dia.

"Menurut saya kalau samapta kesegaran jasmani udah itu aja yang postur segala macam tadi sudah diukur oleh kesehatan dan detail banget gitu," tukasnya.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan