Selasa, 12 Agustus 2025

Kode Ridwan Kamil di UGM: Siap Dipasangkan dengan Siapa Saja dan Singgung Jika Tidak Dicoblos

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan siap berpasangan dengan siapa pun pada Pilpres 2024.

Editor: Erik S
TRIBUNJOGJA.COM/ HANIF SURYO
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menemui awak media seusai menjadi pembicara pada salat tarawih berjamaah di Masjid Kampus UGM, Selasa (5/4/2022). 

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan siap berpasangan dengan siapa pun pada Pilpres 2024.

Pria yang akrab disapa Kang Emil itu muncul di antara figur potensial yang kabarnya bakal maju di Pilpres 2024.

Bahkan, beberapa survei menempatkannya di deretan elektabilitas teratas bersanding dengan sejumlah nama di antaranya Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, serta sejumlah nama lainnya.

Bukan hanya kandidat bakal capres, namun juga mulai ada yang mempasang-pasangkan, siapa yang bakal cocok untuk diduetkan sebagai bakal capres dan bakal cawapres.

Baca juga: Herry Wirawan Divonis Mati, Ridwan Kamil: Semoga Ini Memenuhi Rasa Keadilan Masyarakat

"Dalam politik itu ya, dijodohkan dengan siapa saja harus siap. Karena pengalaman, jarang ada penganten politik itu bisa memilih sendiri jodohnya, jadi nikah dulu baru mencintai," ujar Kang Emil setelah menjadi pembicara Tarawih Berjamaah di Masjid Kampus UGM, Yogyakarta, Selasa (5/4/2022).

"Orang kaya (seperti-red) saya harus berani mencintai setelah menikahi," jelasnya.

Sementara dalam kesempatan tersebut, Kang Emil turut berpesan khususnya kepada generasi muda, agar misi Indonesia menjadi negara maju terwujud pada 2045.

3 besar Cawapres versi Survei Median, Sandiaga Uno, Muhaimin Iskandar, dan Ridwan Kamil.
3 besar Cawapres versi Survei Median, Sandiaga Uno, Muhaimin Iskandar, dan Ridwan Kamil. (Foto Kolase Tribunnews.com)

"Pemilik masa depan adalah mereka, yang salah satunya adalah kumpulan dari mahasiswa-mahasiswa UGM, selalu narasinya masa depan 2045," kata Kang Emil.

"Sebab kalau tidak disiapkan dari sekarang, tidak akan sampai mimpi itu. Plus salah satu penyakit di Indonesia itu kan mudah bertengkar ya, dari level media sosial, di lapangan, narasi elit dan lain sebagainya. Mudah-mudah di bulan berkah, bulan amal, hal tersebut dapat dikurangi, dihilangkan benih-benih sumber perpecahan," tambahnya.

Baca juga: Aliansi Mahasiswa Ancam Demo Besar-besaran Tolak Penundaan Pemilu, Ini Kata Stafsus Mensesneg

Terkait wacana jabatan presiden tiga periode yang terus bergulir, Ridwan Kamil menyarankan kepada pihak yang tidak setuju maupun setuju untuk sama-sama menyuarakan hal tersebut.

"Dalam demokrasi, perbedaan pendapat pasti ada, yang penting penyampaian perbedaan pendapat jangan tidak sesuai dengan peraturan perundang undangan," ujar Kang Emil.

"Yang setuju narasikan dengan baik karena itu haknya. Yang tidak setuju ekspresikan dengan cara yang baik. Nanti ujungnya kan ada di keputusan politik di parlemen," tandasnya.

Diundang via Twitter

Ridwan Kamil ternyata baru tahu diundang jadi penceramah di UGM lewat melalui undangan yang diunggah di media sosial twitter.

"Jadi saya tahu undangannya melalui Twitter, bukan dari surat undangan. Heboh dulu katanya Pak Ridwan mau ke UGM," katanya saat mengisi ceramah tarawih di Masjid Kampus UGM, Selasa (5/4/2022).

Baca juga: Kepiawaian Erick Thohir Sehatkan BUMN Menjadi Modal Menuju Pilpres 2024

Setelah itu, Emil langsung menghubungi ajudannya membatalkan agendanya di Jawa Barat.

Dia memutuskan mengisi ceramah di Masjid Kampus UGM.

"Saya langsung hubungi ajudan saya untuk membatalkan agenda-agenda. Kita langsung terbang ke Yogyakarta," ungkap dia.

Emil merasa akan tidak enak hati jika harus menolak undangan dari Masjid Kampus UGM.

Dia juga berseloroh, jika menolak akan berpengaruh pada perolehan suara jika mengikuti Pemilu ke depannya.

Hasil survei LSI terbaru
Hasil survei LSI terbaru (Tribunnews.com/Chaerul Umam)

"Kalau saya menolak saya enggak enak, kalau enggak dicoblos gimana?" kelakarnya disertai tawa jemaah tarawih.

Emil dalam ceramahnya mengangkat materi syarat Indonesia menjadi negara adidaya. Jika dilihat dari kondisi ekonomi sekarang Indonesia berada di nomor 16 dari 20 negara anggota G20.

Baca juga: Seusai Dilantik, Demokrat NTB Deklarasi Dukung AHY Maju Pilpres 2024

Ia menambahkan, jika kondisi negara Indonesia kondusif dalam kurun waktu 10 tahun ke depan Indonesia akan merangsek ke nomor 10.

Kemudian, pada tahun 2045 Indonesia dapat naik ke nomor urut 4 dunia.

"Jadi saat Ramadhan 1945 diproklamasikan sebagai negara merdeka dan pada tahun 2045 mendatang Insya Allah kita proklamasi sebagai negara adidaya," ucapnya.

Namun Emil menegaskan untuk menjadi negara adidaya Indonesia harus memenuhi tiga syarat.
Pertama, memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dengan bebas stunting, kedua ekonomi hijau, ekonomi kreatif, dan ekonomi hilirisasi industri.

"Syarat terberat Indonesia menjadi negara adidaya adalah kondisi sosial dan politik harus kondusif. Tidak boleh ada pertengkaran atau kerusuhan," jelas Emil.

Mantan Wali Kota Bandung itu turut berpesan kepada jemaah tarawih agar menahan diri pada hal terkecil yakni ribut-ribut di WhatsApp grup.

Baca juga: Komisi II DPR RI Minta Apdesi Ditindak Terkait Seruan Jokowi 3 Periode, Ini Jawaban Menteri Tito

Selain itu, menghindari perundungan, berkata kasar di media sosial, dan provokasi yang menjurus ke arah radikal.

"Kebencian hadir karena seseorang melihat perbedaan sebagai sumber kebencian, bukan melihat sebagai anugrah," kata dia.

Ia menambahkan jika negara mudah dipecah belah dirinya tidak heran kenapa Indonesia lama dijajah oleh Belanda.

"Kalau Indonesia bersatu sulit dikalahkan, kecuali sepak bolanya," kata dia.

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Soal Pilpres, Ridwan Kamil: Dijodohkan dengan Siapa Saja Harus Siap

dan di Kompas.com

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan