Selasa, 7 Oktober 2025

KSP: Sambutan Hangat Joe Biden kepada Jokowi Bukti Amerika Percaya Indonesia

Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyambut hangat kehadiran Presiden RI Joko Widodo, dalam pertemuan KTT khusus ASEAN-AS, di Gedung Putih

Penulis: Reza Deni
INSTAGRAM/@jokowi
Inilah momen Jokowi yang berdiri di samping Presiden AS, Joe Biden saat foto bersama. Presiden pun mengambil posisi di tengah pemimpin ASEAN lainnya. 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyambut hangat kehadiran Presiden RI Joko Widodo, dalam pertemuan KTT khusus ASEAN-AS, di Gedung Putih Washington DC, Amerika Serikat.

Bahkan, pada saat jamuan makan malam, Presiden Joko Widodo mendapatkan kehormatan untuk membalas toast Presiden Biden.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden RI Siti Ruhaini Dzuhayatin mengatakan, gestur tersebut membuktikan bahwa spekulasi yang beredar di sosial media Presiden Joko Widodo tidak disambut hangat karena terkait undangan Rusia pada KTT G20 tidaklah benar.

Kehangatan sambutan Joe Biden, menurut Ruhaini, justru menunjukkan hubungan bilateral Indonesia dan AS tidak berubah di tengah tantangan-tantangan dinamis, baik soal ketegangan kawasan ASEAN antara AS dan Tiongkok, serta dampak dari konflik Rusia- Ukraina terkait kehadiran Rusia dalam KTT G 20.

Baca juga: Jokowi: Penguatan Kemitraan ASEAN dan AS untuk Antisipasi Pandemi di Masa Depan

"Sikap bersahabat Joe Biden tetap nampak seperti saat menjabat sebagai Wakil presiden pada masa pemerintahan Presiden Barrack Obama. Joe Biden memang memiliki hubungan personal yang sangat baik dengan presiden Jokowi, terutama pada saat melakukan kunjungan kenegaraan 2015 lalu," kata Ruhaini, Sabtu (14/5/2022).

Ruhaini menilai, kehangatan sambutan Presiden Joe Biden kepada Presiden Joko Widodo sangat penting artinya bagi Indonesia. Baik secara bilateral, regional, dan multilateral.

Secara bilateral, dikatakan Ruhaini, AS telah menunjukkan kepercayaan terhadap keterbukaan dan potensi investasi Amerika di Indonesia, ataupun ekspor komoditas jadi, seperti baterai mobil listrik dan komoditas hilir lainnya.

"Ini dibuktikan dengan keterbukaan AS terhadap inisiatif Indonesia bertemu dengan para CEO besar di AS," terangnya.

Ruhaini melanjutkan, secara regional, kehangatan sambutan Presiden Joe Biden menunjukkan kepercayaan pada Indonesia sebagai koordinator kemitraan ASEAN-AS.

Terlebih, imbuh dia, pertemuan KTT khusus ASEAN-AS baru pertama kali ini dilakukan di Gedung Putih Washington DC sejak 45 tahun silam.

"Presiden Barrack Obama pernah mengundang KTT khusus ASEAN-AS tahun 2016. Tapi pertemuan digelar di Sunnyland. California, bukan di Gedung putih dan di Wasington DC. Tentu ini bentuk penghargaan dan juga kehormatan bagi Indonesia," tegasnya.

Selain itu, Ruhaini menyebut Amerika Serikat juga melihat Indonesia sebagai negara middle power, sangat konsisten dengan prinsip politik luar negeri "Bebas Aktif" dalam menyikapi hubungan ASEAN dengan negara-negara besar, terutama soal Amerika Serikat dan Tiongkok.

Dalam kaitan hubungan multilateral, Ruhaini menyatakan, sebagai pemegang presidensi G20, Indonesia masih dipandang berpeluang menjalankan peran strategis untuk penghentian konflik bersenjata antara Rusia dengan Ukraina.

Indonesia, tambahnya, juga dinilai bisa mendorong penyelesaian konflik melalui perundingan, karena memiliki hubungan baik dengan kedua negara.

Baca juga: Masinton Pasaribu: Prabowo-Puan Bisa Lanjutkan Tongkat Estafet Presiden Jokowi

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved