Kamis, 28 Agustus 2025

M Kece Ungkap Detik-detik Dipukul dan Dilumuri Kotoran Manusia oleh Irjen Napoleon, Awalnya Berdebat

YouTuber Muhammad Kosman alias M Kece menceritakan detik-detik penganiayaan terhadap dirinya yang dilakukan Irjen Pol Napoleon Bonaparte

Penulis: Adi Suhendi
Rizki Sandi Saputra
YouTuber sekaligus korban dugaan tindak kekerasan di dalam Rutan Bareskrim Polri, Muhammad Kosman alias M. Kece mempraktikkan detik-detik pemukulan yang dilakukan oleh terdakwa Irjen Pol Napoleon Bonaparte di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Kamis (19/5/2022). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - YouTuber Muhammad Kosman alias M Kece menceritakan detik-detik penganiayaan terhadap dirinya yang dilakukan Irjen Pol Napoleon Bonaparte dan tahanan lainnya di Rutan Bareskrim Polri.

Hal tersebut diungkap M Kece saat menjadi saksi untuk terdakwa Irjen Pol Napoleon Bonaparte di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Awalnya M Kece dan Irjen Napoleon terlibat perdebatan terkait dengan konten yang dibuatnya sehingga menimbulkan kontroversi.

Perdebatan itu terjadi di kamar tahanan nomor 11 Rutan Bareskrim Polri yang tak lain kamar M Kece menjalani isolasi pada 26 Agustus 2021.

"Di situ ada saya, Jenderal (Napoleon) dan Choky atau pak RT (sebutan penghuni tahanan)," kata M Kece dalam sidang, Kamis (19/5/2022).

Dari perdebatan itu, Napoleon Bonaparte kata M Kece memanggil seorang tahanan lain yang disebutnya merupakan ahli hadist.

Tak lama kata M Kece, datang seorang ahli hadist yang diketahui bernama Ustaz Maman Suryadi yang merupakan eks Panglima Laskar FPI ke dalam kamar tahanan M Kece.

Baca juga: Disebut Kece Bawa HP saat Ditahan di Rutan Bareskrim, Irjen Napoleon : Bohong Besar

Singkatnya, seorang yang diketahui bernama Maman Suryadi itu kata M Kece melakukan pemukulan karena merasa tidak puas dengan jawaban Kece yang dinilainya menghina Nabi Muhammad.

"Kenapa kamu menghina Nabi Muhammad, dari mana kamu tahu, Nabi Muhammad berkepala besar?" tanya Maman Suryadi seperti yang disampaikan M Kece.

"Ada di suatu hadist," kata M Kece mejawab perbincangan Maman.

"Dia (Maman ngomong) 'Gak ada itu, ah bohong' dia langsung pukul saya," ucap Kece.

Tak lama berselang, kata M Kece, Napoleon Bonaparte langsung memukul dirinya sebanyak dua kali.

Mendengar adanya kronologi itu, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Djuyamto langsung meminta kepada M Kece untuk mempraktikkannya di muka persidangan.

Dari situ, M Kece langsung mempraktikkan kondisi detik-detik pemukulan yang dilakukan mantan Kadiv Hubinter Polri itu.

M Kece lantas berdiri dari bangku saksi dan didampingi oleh jaksa penuntut umum (JPU) untuk membantu kronologi.

"Pertama ditampar begini (tangan terbuka, ke arah pipi kiri), kemudian ditonjok begini (ke arah pelipis kiri) terus yang lain ngerubutin saya," kata M Kece.

Baca juga: Dipukuli Berulang dan Diancam Dibunuh oleh Irjen Napoleon, M Kece: Saya Polisi Anak Buah Saya Banyak

Setelah pemukulan itu terjadi, tak lama berselang ada beberapa tahanan lain yang ikut melakukan pemukulan.

Saat pemukulan berlangsung, kata M Kece, Irjen Napoleon meminta untuk berhenti melakukan pemukulan dan minta tahanan lain keluar.

Namun, Napoleon meminta pesanan ke salah satu terdakwa lain, ternyata pesanan yang dibawakan tersebut berisi feses alias tinja manusia yang dibungkus kantong plastik.

"Setelah itu terdakwa menyetop. Stop stop sini mana pesanan saya," kata Napoleon disampaikan M Kece.

Setelahnya, Irjen Napoleon meminta M Kece untuk menutup matanya dan membuka mulut.

Tak lama berselang, Napoleon mengambil isi kantong plastik tersebut dan melumurkannya ke wajah M Kece.

Baca juga: Pengakuan M Kece saat Dianiaya Napoleon Bonaparte: Ditampar, Ditonjok, hingga Dilumuri Tinja

"Jadi 'tutup mata saudara' saya tutup begini (menunjukkan tangan menutup mata) cuma agak dibolongin sedikit biar melihat apa yang akan dia lakukan, nah setelah saya melihat saya suruh buka mulut kemudian, jadi kemudian mengambil sebuah benda saya tidak tau langsung dimasukin ke mulut, masuk semua, saya pikir lumpur gitu ya, tapi ternyata bau, ternyata itu feses atau kotoran manusia," ujar M Kace.

Dari situ, jaksa kembali meminta M Kece untuk mempraktikkan saat Irjen pol Napoleon memasukkan tinja itu ke mulutnya.

M Kece mengatakan Napoleon saat itu menghinanya dengan mengatakan wajahnya mirip tai.

"Buka mulut, masuk semua kemudian dibegini beginiin (memasukkan isi plastik ke mulut) sambil ngomong 'wajah kamu mirip tai' begitu," katanya.

Akibat tindakan itu, M Kece mengaku tubuhnya terdorong hingga memepet ke tembok.

M Kece mengaku, saat itu tidak melakukan perlawanan sama sekali.

Setelah dilumuri kotoran manusia, M Kece, mengaku langsung membersihkan kamar tahanannya.

"Setelah itu yang dilakukan terdakwa karena situasi tempat itu bau, mereka pada keluar. Tidak lama pada masuk lagi ada yang bawa minyak wangi, saya langsung pel pakai kaus kuning," kata Kece.

Namun, penganiayaan terhadap dirinya tak berhenti di situ, Kece menyatakan kalau setelah ruangan itu dibersihkan, datang lagi seseorang yang diketahui bernama Gilang.

Gilang kata Kece, melakukan pemukulan terhadap tangan Kece dan juga turut disebut ada terdakwa lain termasuk Ja'far , Dedi, serta Himawan Prasetyo.

"Setelah dipel ada orang masuk lagi namanya si Gilang, langsung pukul saya lagi pelipis ada yang pukul ke sebelah tangan kanan ini. pada wkt itu tidak ada satu pun (yang saya tahu) akhirnya lama kemudian saya tanya teman di situ, ternyata namanya Gilang, Jafar, Dedi, Prasetyo, terus sudah," ucap Kece.

Kedatangan sejumlah orang itu kata Kece, berselang lima menit setelah Jenderal Napoleon Bonaparte meninggalkan kamar tahanan.

"Sekitar 5 menit lah, karena ada yang memberikan air minum dan lain-lain," kata Kece.

Diancam supaya rahasiakan kejadian

Setelah mengalami pemukulan, M Kece lantas tidur untuk istirahat dan terbangun di hari yang sama pada sekitar pukul 15.00 WIB.

"Setelah saya babak belur, sudah mereka keluar. Saya disuruh ambil sebuah tikar, langsung saya tidur sampai jam 15.00 siang," kata Kece.

Saat sadarkan diri, Kece mengaku dipanggil oleh penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipid Siber) Bareskrim Polri untuk dimintai keterangannya soal perkara penistaan agama.

Namun setelah dirinya keluar dari pintu jeruji kamar tahanan nomor 11 seketika Kece kembali bertemu dengan Napoleon Bonaparte.

"Kemudian pukul 15.00 siang saya disuruh keluar oleh penyidik. saya tidak kenal namanya (yang menyuruh) pakai kaos burung merpati, habis dibuka saya keluar. saat mau ke luar saya dihajar lagi oleh terdakwa. saya dipukul lagi oleh terdakwa sekitar 2 kali," ucap Kece.

Dalam pertemuan itu, Kece mengaku sempat diancam oleh Napoleon Bonaparte untuk tidak menceritakan kasus tersebut kepada penyidik atau siapapun yang dijumpai.

Bahkan Napoleon, mengancam akan membunuh Kece beserta keluarga dengan dalih kalau dia merupakan Perwira Tinggi Aktif Polri berpangkat Irjen dan memiliki banyak anak buah.

"Ketemu 'saya perwira aktif kamu jangan macam-macam nanti keluarga kamu saya bunuh semua'. saya keluar, bertemu beliau, lalu. Saya polri perwira aktif . Saya polisi anak buah saya banyak nanti keluarga kamu saya bunuh semua," ucap Kece.

Adapun pemukulan yang dilakukan Napoleon kata Kece, yakni dengan melakukan tamparan hingga pemukulan dengan tangan terkepal masing-masing satu kali.

Akibat pukulan tersebut, bahkan, M. Kece mengaku sempat hampir terjatuh karena terdorong hingga terbentur pintu kamar tahanan.

"Kamu jangan macam-macam, langsung ditonjok, langsung ditampar, langsung ditonjok sampai saya sempoyongan ke depan, hampir jatuh, saya nyender di pintu kamar," kata Kece.

Baca juga: M Kece Praktikkan Kronologi Pemukulan dan Pelumuran Tinja Oleh Irjen Napoleon Bonaparte di Rutan

Menyikapi keterangan tersebut, Napoleon mengatakan bila apa yang diungkapkan M Kece banyak bohongnya.

Termasuk, pengakuan bila dirinya melakukan pemukulan berulang kepada M Kece.

"Salah itu keterangan dia, nanti dari saksi (lain) akan tahu, dia banyak bohongnya di sini, patah semua itu," kata Napoleon saat ditemui awak media setelah persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Tak hanya itu, Napoleon juga membantah kalau dirinya disebut membawa handphone saat menjalani masa tahanan di Rutan Bareskrim Polri.

Tuduhan itu dilayangkan M Kece karena melihat ada dua unit handphone di tangan Napoleon saat pertama kali bertemu dengannya di Rutan Bareskrim.

Napoleon mengatakan, pernyataan dari M Kece yang dialamatkan kepada dirinya itu merupakan kebohongan.

"Bohong besar, mana ada boleh HP di Rutan Bareskrim, tanya sama Kabareskrim tanya sama Karutan Bareskrim," ucap Napoleon.

Hal itu dapat dibuktikan kata Napoleon, saat para warga binaan termasuk dia masuk ke dalam Rutan Bareskrim Polri yang di mana tak lepas dari penggeladahan.

Adapun beberapa barang pribadi Napoleon yang digeledah dan disita saat itu sebagian besarnya merupakan alat makan.

"Saya itu digeledah beberapa barang saya sendok, pisau buat motong itu pun disita sama Provost," kata Napoleon.

Pernyataan dari M Kece kata Napoleon, hanya menyudutkan kalau anggota Polri tidak profesional dalam menjalani hukuman.

"Kamu mau bilang polisi tidak profesional, kalau gitu," kata Napoleon.  (Tribunnews.com/ Rizki Sandi Saputra)

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan