Selasa, 2 September 2025

Bursa Capres

Pengamat Ini Prediksi Nama Capres yang Dimaksud Jokowi Justru Mengarah ke Moeldoko, Ini Alasannya

Varhan Abdul Aziz menanggapi soal ramai nama Ganjar Pranowo setelah Presiden Jokowi memberi sambutan dalam Rakernas Projo, beberapa hari lalu.

KOMPAS.COM/IKA FITRIANA
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V Relawan Pro Jokowi (Projo) di Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Ngargogondo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (21/5/2022). 

Varhan yakin Jokowi tidak akan mengambil sikap berbenturan dengan PDIP.

“Argumen-argumen tersebut sangat kuat untuk mendukung keyakinan saya bahwa yang dimaksud Jokowi pada Rakernas Relawan Projo itu ya KSP Moeldoko,” jelasnya.

Keyakinan Varhan itu bukan tanpa dukungan data.

Tidak sekadar mengandalkan intuisi dan petunjuk (hint), secara data pun peluang Moeldoko memang kuat.

Direktur Lembaga Riset dan Penelitian Indonesia (Rispenindo), George Kuahaty, melihat hasil survei Moeldoko terus naik secara konsisten di berbagai survei, hingga pada April lalu masuk 10 besar Lembaga Survei Nasional.

Tiga Lembaga survey juga menemukan data bahwa Moeldoko menjadi calon presiden asal militer yang paling diminati publik.

Baca juga: Ganjar Pranowo: Kritik dari Kolega Adalah Vitamin untuk Memperbaiki

Ketiga Lembaga survey tersebut adalah Rispenindo, Lembaga Survei Nasional (LSN) serta Lembaga Penelitian Masyarakat Milenium (LPMM).

Menurut George Kuahaty, selama ini elektabilitas Moeldoko senantiasa naik secara konsisten.

Tampaknya itu berkaitan dengan kinerjanya yang dianggap cemerlangsaat menjabat sebagai Panglima TNI di era kepemimpinan Presiden SBY, serta waktu dipercaya sebagai KSP pada periode pertama dan kedua Presiden Jokowi.

“Yang menarik, dari hasil survei LSN itu elektabilitas Moeldoko merupakan murni karena hasil dari kemampuan, prestasi dan pengalaman dalam mengelola pemerintahan, tanpa pengaruh atau naungan partai politik terhadap sosoknya,” kata George.

Ia berasumsi, Moeldoko, tokoh asal Jawa dengan nama yang cukup mudah diingat, menjadikannya segera popular dan memiliki potensi yang sama besarnya untuk berada di jajaran eksekutif negara.

Hanya saja fakta bahwa dirinya tidak mempunyai partai politik untuk melakukan kaderisasi, membuatnya selama ini luput dari radar para pengamat.

“Itu yang membuat beliau sebagai salah satu ikon pemimpin asal militer sangat popular, dengan alasan bahwa public percaya bahwa pemimpin militer bisa membawa negara ke dalam stabilitas nasional," pungkasnya.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan