Partai Gerindra dan Prabowo Diprediksi Jadi Sumbu Utama Arah Koalisi Partai Politik Jelang 2024
Partai Gerindra dan Prabowo Subianto diprediksi menjadi salah satu sumbu utama penentu arah koalisi partai politik menjelang Pemilu tahun 2024.
Editor:
Malvyandie Haryadi
Selanjutnya, mengenai boarding pass, Hakim menilai Partai Gerindra, yang hanya butuh satu teman koalisi demi memenuhi aturan ambang batas 20 persen bagi parpol untuk bisa mencalonkan presiden dan wakil presiden, bakal mempengaruhi bentuk koalisi.
"Apakah Partai Gerindra hanya cukup puas dengan satu teman koalisi saja atau lebih dari satu teman koalisi? Situasi ini akan sangat berdampak pada konstelasi koalisi yang akan terbentuk ke depan," jelasnya.
PDIP Tak Pusingkan Koalisi
Saat ini, PDI Perjuangan sudah tidak terlalu memusingkan masalah koalisi. PDI Perjuangan sudah bisa mengirim satu paket Capres/Cawapres tanpa harus bekerjasama dengan parpol lain.
Baca juga: Survei LSN: Elektabilitas Prabowo Subianto Tertinggi, Disusul Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan
Artinya, PDI Perjuangan sudah tidak terlalu berkepentingan dengan koalisi.
Namun diluar PDIP, delapan parpol berkursi di DPR RI akan sangat berkepentingan untuk mengadakan kerjasama dalam mengusung Capres/Cawapres.
"Untuk itu, tidak terlalu berlebihan jika kemudian saya menyebut Partai Gerindra dan Prabowo Subianto akan jadi salah satu penentu sumbu utama terbentuknya peta koalisi parpol-parpol dalam menghadapi Pilpres 2024 mendatang."
Satu-satunya kendala yang ada di Prabowo Subianto saat ini adalah yang bersangkutan belum mengungkapkan diri apakah akan maju sebagai Capres atau tidak pada pemilu mendatang.
Survei LSI Denny JA: Netizen Memegang Peran Kunci untuk Pemenangan Pilpres 2024
Sementara itu, survei terbaru LSI Denny JA pada awal Juli 2022 menyebut suara komunitas digital alias netizen memiliki potensi besar mempengaruhi hasil Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
Kantong suara komunitas digital ini disandingkan dengan kantong suara besar lainnya yang sudah ada dan juga memiliki pengaruh dalam Pilpres, yakni kantong suara wong cilik dan kantong suara pemilih Islam.
Direktur CPA-LSI Denny JA, Ade Mulyana mengatakan hasil survei terbaru LSI Denny JA, saat ini pertama kalinya dalam sejarah, dua tahun menjelang Pilpres 2024, komunitas digital atau yang biasa disebut netizen ini jumlahnya sudah 50 persen lebih untuk pengguna Facebook.
Kemudian untuk pengguna WhatsApp dan WhatsApp grup mencapai 60 persen.
"Nah jadi dengan jumlah yang di atas 50 persen ini, maka kami kategorikan bahwa netizen ini merupakan kantong suara besar baru di samping kantong-kantong suara besar yang lama, misalnya, kita tahu kantong suara besar dari wong cilik dan juga pemilih muslim," kata Ade Mulyana dalam diskusi virtual XYZ+ bertajuk 'Netizen Menentukan Pemenang Pilpres 2024' yang digelar, Sabtu (16/7/2022).
Baca juga: Politikus Golkar: KIB Itu Kerja Sama Politik untuk Pilpres, Pileg, dan Pilkada
Dia menjelaskan bahwa untuk survei nasional ke depannya, pihaknya akan lebih concern untuk menggali lebih dalam dan mendetail data di lapangan mengenai potensi masing-masing pengguna platform media sosial, termasuk Instagram, YouTube, Twitter, dan TikTok.