Pesawat Tempur Jatuh di Blora
PROFIL Lettu Allan Safitra Pilot Pesawat T-50i yang Jatuh: Gugur, Tinggalkan Istri dan Anak Balita
Profil pilot Pesawat TNI AU Lettu Pnb Allan yang jatuh di wilayah pegunungan, Desa Nginggil, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Editor:
Malvyandie Haryadi
Pengamat Militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi turut merasakan duka dan keprihatinan mendalam atas jatuhnya pesawat latih T-50i Golden Eagle TNI AU di Blora, Jawa Tengah, pada Senin (18/7/2022) malam.
Bagi TNI AU, kata dia, ini adalah insiden ketiga sejak pemerintah mendatangkan 16 unit pesawat hasil kerja sama Korea Selatan dan Amerika Serikat itu, pada kurun waktu 2013 hingga 2014.
Insiden pertama, kata Fahmi, terjadi pada Desember 2015.
"Sahabat saya, Letkol Marda Sarjono dan Co-Pilotnya, Kapten Dwi Cahyadi, gugur dalam kecelakaan itu," lanjut dia.
Insiden kedua, sambung Fahmi, terjadi pada Agustus 2020.
Pilotnya, kata dia, Letkol Luluk Teguh Prabowo meninggal dunia setelah tiga pekan dirawat akibat tergelincirnya pesawat di Lanud Iswahjudi Madiun.
Setelah insiden kedua, kata Fahmi, 14 pesawat yang tersisa menjalani pemeriksaan dan perawatan untuk memastikan kelaikannya.
Namun, kata dia, sebuah insiden kembali terjadi pada Agustus 2021.
"Sebuah komponen pesawat dilaporkan jatuh pada saat terbang latih di wilayah udara Jawa Timur. Bersyukur, pilot dan pesawat mendarat dengan selamat," kata dia.
Menyusul musibah yang terjadi tadi malam, kata dia, tak ayal spekulasi berkembang mengenai penyebab kecelakaan pesawat yang sedang dalam misi latihan penghadangan taktikal malam hari itu.
Termasuk, lanjut dia, mengenai kondisi pesawat yang baru dioperasikan sekitar sembilan tahun oleh TNI AU.
Namun demikian menurutnya ada banyak faktor penyebab kecelakaan pesawat.
Dengan demikian, kata dia, usia bukanlah satu-satunya alasan untuk menilai kelaikan.
Di luar kemungkinan human error dalam penerbangan maupun kelalaian dalam persiapan penerbangan, problem cuaca, problem teknis menyangkut mekanik maupun avionik, atau bahkan kelalaian dalam pemeliharaan, lanjut Fahmi, juga sangat mungkin menyebabkan kecelakaan.
"Untuk mengetahuinya secara pasti, tentunya harus menunggu hasil investigasi," kata dia.